Smarteen.co.id — Suatu malam, saat Raja Cheraman dari India bersama istrinya berada di atas istana, tiba-tiba mereka menyaksikan bulan yang terbelah menjadi dua bagian. Melalui para pengembara dan pedagang dari berbagai negeri asing, Raja pun akhirnya tahu bahwa kejadian itu merupakan mukjizat Nabi Muhammad Saw yang berada di Jazirah Arab.
Maka Raja pun pergi menemui Rasulullah Saw setelah membagi-bagikan harta kerajaannya dan menunjuk putranya menjadi gubernur serta membagikan tanahnya kepada para pemimpin Lokal untuk menjamin kesejateraan kehidupan kerajaannya.
Raja Cheraman masuk Islam di tangan Rasulullah Saw yang disaksikan oleh Sahabat Abu Bakar Ra dan mengganti namanya menjadi Tajuddin. Tajuddin meninggal dalam perjalanan kembali ke India dan dimakamkan di jalan di tepi Laut Arab. Dikatakan bahwa sang raja muslim ini telah mengirim surat kepada para menteri lokal kerajaannya lewat Malik bin Dinar sahabat Nabi.
BACA JUGA: Rahasia di Balik Fenomena Penciptaan Siang dan Malam Berdasar Ayat Al-Qur’an
Dalam suratnya, Beliau berwasiat bahwa si pembawa surat ini harus mendapat perhatian ekstra, penjamuan dan memuliakannya serta mengizinkannya untuk membangun masjid di Negeri India pada saat itu. Karena menghormati Raja Cheraman, Penguasa Kerala membangun masjid (dibangun pada awal abad ke-7) di Kodungallur yang dikenal sebagai Masjid Malik Cheraman.
Sampai sekarang masjid tersebut masih ada, seperti yang dijelaskan oleh Raja Valiyathampuram bahwa masjid itu adalah masjid tertua di India yang namanya diambil dari Cheraman Perumal dan Malik Ibn Dinar, dan digabungkan menjadi `Masjid Malik Cheraman`. Pemimpin pada waktu itu memudahkan urusan Malik Bin Dinar R.a untuk menyebarkan Islam di India dengan kebenaran mukjizat terbelahnya bulan.
Kisah di atas mengutip dari sebuah wawancara dengan Raja Valiyathampuram dari Kodungallur di Central Kerala, beliau adalah keturunan dari Raja Cheraman Perumal (India pertama yang memeluk Islam pada awal abad ke-7) yang dimuat di eramuslim.com.
Mukjizat Allah kepada Nabi Muhammad
Perstiwa terbelahnya bulan merupakan salah satu mukjizat yang Allah berikan kepada Rasulullah Muhammad Saw. Dengan kejadian ini pula, orang yang Allah kehendaki mendapat hidayah di belahan bumi yang jauh dari jazirah arab pun rela melakukan perjalanan jauh untuk menjemput hidayah tersebut. Namun, ada juga orang yang semakin bertambah kufur.
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh At Tirmidzi dari sahabat Anas, dia berkata, “Penduduk Mekah meminta kepada Nabi Saw suatu bukti. Akhirnya bulan terbelah di Mekah menjadi dua bagian, lalu turunlah ayat : ‘Telah dekat datangnya hari kiamat dan telah terbelah bulan. Dan jika mereka (orang-orang musyrikin) melihat suatu tanda (mu’jizat), mereka berpaling dan berkata: “(Ini adalah) sihir yang terus menerus”. (Q.S. Al Qamar: 1-2)”
(HR. Tirmidzi no. 3286. Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan sahih. Syekh Al Albani dalam Shohih wa Dho’if Sunan At Tirmidzi mengomentari bahwa hadis ini sahih. Riwayat ini juga dibawakan oleh Jalaluddin As Suyuthi dalam Asbabun Nuzul, hal. 184, Darul Ibnu Haitsam).
BACA JUGA: Penjelasan Ilmiah Al-Qur’an tentang Terbentuknya Awan dan Hujan
Fenomena yang luar biasa ini ternyata tidak menjadikan orang-orang musyrikin menjadi beriman sekalipun mereka melihat mukjizat ini dengan mata kepala mereka sendiri. Semoga kita sebagai umat Nabi Muhammad Saw yang tidak hidup sezaman dengan beliau makin kuat keimanannya. Jangan sampai seperti orang-orang musyrik yang justru menganggap mukjizat ini sebagai sihir. Wallahu a’lam bis shawwab. [Dari Berbagai Sumber]