CERPEN: Pesan untuk Seseorang yang Telah Mengajariku Cara Menjadi Lebih Kuat

Smarteen.co.idSayonara, bagaimana aku bisa mengungkapkannya, sementara konstelasi dirimu sedang dalam bayangku. Saat senja memantulkan cahayanya melalui jendela kaca koridor utara sekolah, seolah itulah pesan Ilahi kepadaku.

Ia ingin menunjukan sesuatu. Entah apa itu, aku tidak memahaminya sebelum ini. Berjalan tegap, dengan tatapan teduh yang tertuju pada arah langkah kaki, seolah embusan angin menyertai dari belakang punggungmu.

Walaupun hanya berlangsung tak lebih dari sedetik kumemandang. Kurenungkan dirimu dalam tundukan wajahku. Aku tak pernah mencari tahu siapakah dirimu, sekian ribu pertanyaan itu terus menimbun dalam benak tanpa aku berani luapkan. Yang Maha Mendengarlah yang menjawab semua rasa ingin tahuku.

Langkahmu berhenti di suatu perkebunan bunga. Mengambil beberapa tangkai dahlia, menuju ke suatu dataran tanah rata terbingkai kerikil kecil membentuk persegi panjang. Suatu makam. Entah siapa, kurasa pasti dia adalah orang terdekatmu. Dengan mata sembap, tanganmu menengadah berdoa dengan gemetar.  

Kebisingan aktivitas kota yang menyeruak, menyambutnya bersama paparan sinar mentari tengah hari. Trotoar retak di bahu jalan tak luput dari kemacetan karena pedagang kaki lima yang mangkal menghalangi pejalan kaki mendapatkan haknya.

BACA JUGA: CERPEN: Cara Terbaik Menyalurkan Rindu

Sebelum kutahu tentangmu, keherananku tak terungkap oleh kerutan di antara dua alismu waktu itu. Kesedihan. Hanya itu yang bisa kutangkap, tanpa tahu alasannya—jikapun tahu, mungkin akan terkesan berlebihan atau malah membuatku paranoid.

Hal itulah yang membuat fokusmu buyar, membawa pikiranmu mengembara, membelenggu alam kesadaran. Yang membuatmu tersadar adalah, teriakan-terikan histeris para pengguna jalan yang berlalu-lalang di sekitarmu. Namun, badan truk itu telanjur menghantam tubuhmu saat sopirnya salah menginjak rem menjadi gas.

Kejadian itu menjadi viral di sekolah. Banyak gerombolan siswa yang membicarakanmu. Indra Kelana. Ya, kamu, dari situlah aku tahu namamu, tahu tentangmu tanpa aku bertanya. Pelajar kelas 10, seorang yatim piatu sejak umur 4 tahun, tinggal bersama kerabat almarhum ayahnya, bekerja sambilan sebagai kuli bangunan, dan beasiswa selalu dia dapatkan semenjak SMP.

Sejenak kuterdiam, tubuhku mengejang, betapa kagetnya aku ketika mengetahuinya, kamu adalah seorang yang selalu diceritakan oleh orang tuaku, seorang yang selalu memberikanku sebuah pesan, untuk mendorongku terus melanjutkan cita-cita. Seorang yang selalu memotivasiku untuk memperbaiki keadaan, meskipun aku tak tahu jika dia adalah kamu. Seorang yang dahulu selalu mendapat cercaan, tetapi dia membuktikan bahwa dengan semua kekurangan yang ada, tak dapat menghalangi dia berkelana menjalani hidup.

Pernah aku bertanya kepadamu, apa alasanmu untuk terus berlari menuju destinasi meskipun penghalang-penghalang selalu datang mengepungmu. Padahal hatimu telah tersayat, lingkungan menjebakmu, dan perhatian serta dukungan yang sangat minim. Karena tujuan utamamu adalah Dia. Dia yang Paling Memahami. Paling Mengerti. Paling Menyayangimu. Ar- Rahman wa Rahim.

BACA JUGA: CERPEN: Aku dan Jilbab di Kepalaku

Berdiri kini ku dihadapanmu. Walau sekarang kamu tengah terbaring lemah. Maafkan aku yang tak bisa berbuat apa-apa waktu itu. Maafkan aku yang belum bisa memanfaatkan hidup dengan sebaik-baiknya, seperti yang kamu lakukan.

Aku yakin tak akan mengucap selamat tinggal padamu. Dan di sini, aku dengan doa untukmu pada-Nya. Menantimu. []

Oleh:
Egi Mina
SMP Darul Ihsan Muhammadiyah Sragen

About admin

Check Also

Aku Bisa Menggapai Mimpi

Kisah Nyata: Aku Bisa Menggapai Mimpiku

Smarteen.co.id – Sebenarnya aku tak pernah menyangka untuk bersekolah di sekolah swasta yang menjadi sekolahku …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *