smarteen.co.id – Kecintaan terhadap dunia fantasi telah membawa Addya Virna Amany meraih prestasi. Pelajar kelas XII SMAN 1 Selong, Kabupaten Lombok Timur tersebut pernah menjadi penulis terpilih dalam Lomba Penulisan Cerpen “Fantasy Writing Competition” tingkat Nasional.
Tidak hanya itu, gadis 18 tahun ini juga sudah berhasil menerbitkan banyak buku, baik berupa novel solo maupun karya antologi bersama penulis-penulis lainnya. Total, ada 10 buku.
“Awalnya aku sering dibeliin dan dibacain buku waktu masih kecil, sering juga diajakin main ke perpustakaan daerah, terus minjem buku. Terus aku juga selalu nabung buat beli buku bacaan sendiri,” ujar Addya, menceritakan awal mula ketertarikannya dengan dunia literasi, Jumat (26/4/2024).
“Nah, buku pertama yang berhasil aku beli pakai uang tabungan sendiri itu genre-nya fantasi. Dari situ, aku jadi suka baca-baca buku fantasi dan terinspirasi untuk menulis genre fantasi juga, sama science fiction (fiksi ilmiah),” imbuhnya.
Setelah itu, cerita demi cerita pun berhasil ia tulis untuk diterbitkan atau diikutkan dalam berbagai lomba. Sulung dari dua bersaudara ini punya cara khusus untuk merangkai potongan ide-ide di kepalanya menjadi cerita yang utuh. Ia terbiasa mencatat ide-ide yang muncul di dalam buku diari, kemudian setelah ada waktu luang merangkainya menjadi cerita di laptop.
“Untuk menulis, aku bisa di mana saja. Misal, dengan memanfaatkan kalau ada jam kosong di kelas, kadang aku ke perpustakaan buat baca atau nulis. Intinya, kalau nggak ada kerjaan atau tugas, ya lanjut menulis,” ungkap Addya.
Untuk mengembangkan kemampuannya dalam menulis, pencinta es krim dan segala makanan manis ini aktif dalam berbagai komunitas literasi. Dari situ, ia bisa bertemu dengan banyak penulis lain yang kemudian memberikan banyak wawasan baru tentang dunia penulisan, juga penerbitan, bagi dirinya.
Hal tersebut membuat Addya semakin cinta dengan dunia menulis, sekaligus menjadi lebih semangat untuk menghasilkan karya-karya baru yang lebih baik. Meski begitu, ternyata menjadi penulis bukan cita-cita Addya, lho. Baginya, menulis adalah hobi yang menyenangkan, sementara cita-citanya kelak adalah menjadi seorang Ahli Elektromedis/Biomedis.
“Insyaallah mau ngejar cita-cita jadi Ahli Elektromedis/Biomedis. Jadi, aku pun berusaha untuk membagi waktu antara menulis dan belajar. Sejauh ini sih alhamdulillah lancar, karena aku selalu memprioritaskan tugas utama, baru kalau ada waktu luang lanjut menulis,” terang Addya.
Demi meraih cita-cita yang diimpikan itu, Addya juga pernah berpartisipasi dalam lomba di bidang akademik. Ia sempat terpilih mewakili sekolahnya dalam Olimpiade Sains Nasional (OSN) Bidang Biologi. Walau tidak berhasil meraih juara, hal tersebut telah menjadi pengalaman berharga bagi Addya.
“Lomba itu kan pasti ada yang menang dan kalah, ya. Bukan hanya di OSN ini aja, tapi juga di lomba nulis. Waktu pertama kali gagal, terus besoknya gagal lagi, sedih banget,” tutur Addya.
Namun, lanjutnya, ia yakin kalau kegagalan itu termasuk proses untuk menuju sukses. Menurutnya, kesuksesan itu tidak ada yang instan, pasti bersakit-sakit dahulu dan bersenang-senang kemudian. “Jadi, aku jadiin motivasi untuk lebih banyak belajar lagi,” tegasnya.
Ke depan, selain terus menulis dan belajar untuk mengejar cita-cita, Addya juga punya rencana untuk membuat komik. Kebetulan, ia suka menggambar dan saat ini sedang belajar membuat komik secara autodidak.
“Masih menggambar di kertas atau buku gambar gitu sih, belum belajar buat gambar digital, tapi pengin. Semoga ke depan bisa tercapai,” katanya.
Untuk Sobat yang saat ini juga sedang berjuang untuk meraih impian masing-masing, Addya mengajak untuk terus semangat dan tidak berhenti berjuang. “Teruslah melangkah meskipun pelan, karena dengan melangkah kita dapat mencapai tujuan,” pesannya. <Ibnu Majah>