Hikmah Larangan Meniup Makanan

Mie rebus yang panas memang nikmat jika disantap saat malam hari, apalagi di luar sedang dalam kondisi hujan dan dingin. Sudah menjadi kebiasaan sebagian orang ketika menyantap makanan atau minuman yang masih panas adalah dengan meniupnya. Dengan alasan agar makanan atau minuman ini lekas dingin, kita sering melupakan bahwa kita dilarang untuk melakukan hal ini. Kenapa?

Islam merupakan agama yang sempurna, mengatur seluruh sendi kehidupan kita dari hal yang kecil hingga yang besar dan kompleks. Dari tiap apa yang diajarkan dalam agama ini, semuanya membawa kebaikan, baik kebaikan di dunia maupun akhirat.

Dalam sebuah hadis, dari Abu Sa’id Al Khudri, dia berkata, “Nabi Saw melarang meniup-niup saat minum. Seseorang berkata, “Bagaimana jika ada kotoran yang aku lihat di dalam wadah air itu?” Beliau bersabda, “Tumpahkan saja.” Dia berkata, “Aku tidak dapat minum dengan satu kali tarikan napas.” Beliau bersabda, “Kalau begitu, jauhkanlah wadah air (tempat mimum) itu dari mulutmu.” (H.R. Tirmidzi no. 1887 dan Ahmad 3: 26. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadis ini shahih. Abu Isa Tirmidzi mengatakan bahwa hadis ini hasan shahih).

Di dalam hadis yang lain juga disebutkan. Dari Ibnu ‘Abbas Ra, dia berkata, “Nabi Saw melarang dari bernapas di dalam wadah air (bejana) atau meniupnya.” (H.R. Tirmidzi no. 1888, Abu Daud no. 3728, dan Ibnu Majah no. 3429. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadis ini shahih).

Imam Nawawi rahimahullah membawakan dua hadis di atas pada kitab adab makan pada Bab “Makruhnya meniup-niup saat minum.”

Sobat, meniup makanan atau minuman itu justru lebih parah dari sekadar bernapas di dalam wadah, kan? Yuk, sebisa mungkin kita menghindari apa yang menjadi larangan agama kita.

Meniup makanan ditinjau dari segi medis

Ternyata ada hikmah luar biasa dibalik larangan Rasulullah saw. Dalam penelitian Science, mengutip dari islamedia.id, air panas (H2O) bertemu karbon dioksida (CO2) yang diembuskan oleh mulut (manusia mengeluarkan CO2), maka akan menghasilkan persenyawaan H2CO3, asam karbonat. Dan jika asam karbonat ini masuk ke dalam tubuh manusia, maka bisa mengakibatkan penyakit jantung.

Dari sumber yang lain, pakar kesehatan dr. Anisa Rachmawati dalam doktersehat.com, menyebutkan bahwa meniup makanan atau minuman yang panas justru bisa membuat bakteri dan virus penyebab penyakit berpindah pada makanan atau minuman yang akan dikonsumsi. Hal ini justru membuat kita lebih mudah untuk jatuh sakit.

Tanpa kita sadari, di dalam mulut kita terdapat cukup banyak mikroorganisme layaknya virus atau bakteri. Biasanya, bakteri ini akan berkumpul pada sisa-sisa makanan yang tidak dibersihkan dengan baik. dr. Anisa memberikan contoh di mana cukup banyak orang tua yang meniupkan makanan atau minuman panas pada anaknya. Padahal, bisa jadi orang tua ini sedang sakit flu, batuk, atau bahkan terkena TBC. Jika hal ini dilakukan, maka dikhawatirkan mikroorganisme ini akan berpindah pada makanan atau minuman yang dikonsumsi oleh anak sehingga anak pun akan berisiko tinggi terkena penyakit-penyakit tersebut.

Solusi pengganti meniup makanan

Mengutip dari rumaysho.com, menurut Syaikh Ibnu ‘Utsaimin, sebagian ulama menyatakan ketika butuh, tidak mengapa meniup minuman yang sedang panas biar cepat dingin. Mereka memberikan keringanan dalam hal ini. Akan tetap kata Syaikh Ibnu ‘Utsaimin, tetapi berpendapat bahwa minuman panas tidak ditiup seperti itu. Sebenarnya ada solusi untuk mendinginkan minuman, yaitu dengan menuangkan minuman yang panas ke wadah lainnya, lalu membalikkannya kembali. Ini di antara cara yang tidak dilarang dalam mendinginkan minuman. Demikian maksud penjelasan Syaikh Muhammad bin Sholeh Al ‘Utsaimin dalam Syarh Riyadhis Sholihin, 4: 245. Wallahu a’lam bis shawwab.

About Eni Widiastuti

Check Also

Merayakan Kemerdekaan ke-79 ala Generasi Muda

Smarteen – Tujuh puluh sembilan tahun telah berlalu sejak Bapak Proklamator, Ir. Soekarno, membacakan naskah Proklamasi …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *