Smarteen.co.id — Sobat Smarteen, boleh tahu nggak, siapa namamu? Hm, apakah ada orang lain yang memiliki nama sama dengan kamu? Jangan sebal ya, siapa tahu namamu memang nama yang istimewa, punya makna bagus. Sehingga banyak orang tua yang memberikan nama tersebut kepada anak-anaknya.
Nah, meski ada ungkapan populer, “Apalah arti sebuah nama?” Sejatinya, nama adalah sesuatu yang penting untuk dipikirkan masak-masak. Nabi Saw pernah bersabda, “Sesungguhnya kalian akan dipanggil pada hari kiamat dengan nama kalian dan nama bapak-bapak kalian. Maka baguskanlah nama-nama kalian.” [HR. Abu Dawud & Al-Baihaqi]
Lantas, nama yang bagus itu, seperti apa, ya? Sebenarnya, asalkan ia memiliki makna yang baik, maka nama tersebut pasti bagus. Namun demikian, Rasulullah pernah bersabda, “Sesungguhnya nama kalian yang paling dicintai di sisi Allah adalah Abdullah dan Abdurrahman.” [H.R. Muslim]
Kedua nama tersebut memiliki makna yang baik. Abdullah berarti hamba Allah, dan Abdurrahman berarti hamba Allah yang penuh belas kasih. Maka, tak heran jika di zaman Rasul, ada banyak sahabat yang bernama Abdullah.
Di antara banyak Abdullah tersebut, ada empat orang Abdullah yang begitu menonjol dan istimewa. Mereka adalah anak dari tokoh sahabat yang layak untuk diteladani.
Abdullah bin Umar bin Khattab
Abdullah bin Umar lahir pada tahun ke-3 kenabian. Ia seorang rawi hadis yang populer, termasuk dalam enam orang yang paling banyak meriwayatkan hadis dari Rasulullah.
Putra Umar ini memeluk Islam sebelum balig, ia masuk Islam bersama sang ayah di tengah panasnya kekufuran Kota Makkah. Kemudian, ia juga ikut hijrah ke Madinah, dan perjalanan sejauh 450-an Km itu ia tempuh saat usianya baru 10 tahun.
Abdullah bin Umar mulai ikut berperang dalam Perang Khandaq saat berusia 15 tahun. Setelah itu, ia senantiasa turut serta dalam perang yang dipimpin Rasulullah. Ia juga dikenal sebagai sahabat yang semangat meneladani Rasulullah, baik perkataan maupun perbuatan. Sampai-sampai generasi setelah sahabat, kalau ingin meneladani Rasulullah, mereka akan memperhatikan gerak-gerik Abdullah bin Umar.
Abdullah bin Abbas
Abdullah bin Abbas adalah putra paman Rasulullah. Ia dijuluki sebagai ayah para khalifah, karena khalifah-khalifah Daulah Abbasiyah nasabnya kembali padanya. Karena ilmunya yang luas, ia juga dijuluki al-faqih, imam at-tafsir, al-bahr (lautan ilmu), dan habrul ummah (tintanya umat ini).
BACA JUGA: Al Jahiz, Tokoh Muslim Pencetus Konsep Evolusi Jauh Sebelum Charles Darwin
Abdullah bin Abbas lahir dan tumbuh besar di masa kenabian. Ia membersamai Nabi Saw selama 30 bulan. Kebersamaan singkat itu ia manfaatkan secara maksimal, sehingga bisa meriwayatkan 1660 hadis dari Nabi. Ada juga yang mengatakan 1696 hadis.
Abdullah bin Zubair
Abdullah bin Zubair adalah bayi pertama dalam Islam yang dilahirkan setelah hijrah. Ia adalah seorang mujahid dan ahli ibadah. Ia rutin berpuasa di siang hari, dan salat yang panjang di malam hari.
Abdullah bin Zubair juga seorang penunggang kuda terbaik di zamannya. Kemampuan ini sangat membantunya dalam berjihad. Di antara peperangan yang ia ikuti adalah Perang Yarmuk, penaklukkan Maroko, dan Perang Konstantinopel.
Ia sempat menjadi penguasa Hijaz, Yaman, Mesir, Irak, Khurasan, dan sebagian wilayah Syam. Kekuasaannya berlangsung selama sembilan tahun.
Abdullah bin Amr bin al-Ash
Abdullah bin Amr merupakan ulama di kalangan para sahabat. Abu Hurairah Ra berkata tentang dirinya, “Tak ada seorang pun yang lebih banyak meriwayatkan hadis dari Rasulullah Saw dibanding diriku kecuali Abdullah bin Amr. Karena ia mencatat, sedangkan aku tidak.”
BACA JUGA: Al Jahiz, Tokoh Muslim Pencetus Konsep Evolusi Jauh Sebelum Charles Darwin
Sejak zaman jahiliah, Abdullah bin Amr telah memiliki kemampuan menulis. Di masa Islam, Rasulullah Saw mengizinkannya untuk mencatat hadis. Namun, ia sedikit menyampaikan karena sangat sibuk beribadah.
Selain itu, Abdullah bin Amr juga turut serta dalam jihad dan peperangan. Di Perang Yarmuk ia berperan sebagai salah seorang pembawa panji perang. Di Perang Shiffin ia berada di pihak Muawiyah. Muawiyah pun pernah mempercayakan jabatan Gubernur Kufah kepadanya. [Ibnu Majah/Dari Berbagai Sumber]