Memiliki ketertarikan terhadap seni bela diri tradisional asli Indonesia, pencak silat, sejak masih duduk di bangku SMP, telah mengantarkan pemuda asal Boyolali, Jawa Tengah, meraih prestasi bergengsi pada bidang tersebut. Dialah Ferdiansyah, atau akrab disapa Ferdi.
Pada 2023 lalu, pemuda kelahiran Jakarta, 22 tahun yang lalu ini berhasil menjadi juara pertama pada Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Pencak Silat dalam event Magelang Championship 2 (MGLC 2). Prestasi tersebut tidak hanya mengharumkan namanya, tetapi juga almamaternya, Universitas Sahid (Usahid) Surakarta.
Saat ini, Ferdi sedang menempuh pendidikan di Jurusan Teknik Informatika, Usahid Surakarta, semester 6. Selain unggul di bidang non-akademik, ia juga menunjukkan prestasi di bidang akademik. Belum lama ini, Ferdi dianugerahi penghargaan sebagai mahasiswa berprestasi Usahid Surakarta. Penghargaan tersebut menjadi modal berharga baginya untuk maju dalam Pemilihan Mahasiswa Berprestasi (Pilmapres) tingkat Jawa Tengah tahun 2024.
“Saya tertarik dengan pencak silat karena bela diri ini merupakan warisan budaya asli Indonesia yang memiliki nilai-nilai luhur,” kata Ferdi.
Dukungan orang tua menjadi faktor penting dalam perjalanan Ferdi. Mereka tidak pernah memaksakan kehendak dan selalu memberikan dukungan penuh selama kegiatan yang dilakukan positif. “Di samping itu, saya sendiri juga selalu berinisiatif dan aktif mencari pengalaman dan kesibukan untuk mengembangkan diri,” jelas Ferdi.
Ada beberapa kiat yang selalu diterapkan Ferdi untuk mencapai prestasi. Pertama, tidak boleh malas. Terkait hal ini, ia percaya bahwa kemalasan adalah penghalang utama dalam pengembangan diri. Oleh karena itu, ia selalu berusaha untuk tetap aktif dan produktif.
Kedua, tidak takut mencoba hal baru. Bagi Ferdi, pengalaman baru adalah bagian dari proses belajar dan berkembang. Oleh sebab itu, ia selalu berani mencoba hal-hal baru meskipun hasilnya tidak selalu pasti.
Ketiga, meningkatkan nilai diri (self-value). Ferdi selalu berupaya meningkatkan nilai dirinya dengan aktif dalam kegiatan organisasi, mengikuti berbagai lomba, dan terus belajar.
Meski demikian, perjalanan Ferdi tidak selalu mulus. Salah satu tantangan terbesar yang dihadapinya adalah dalam membagi waktu untuk kegiatan sehari-hari dan mempertahankan citra sebagai mahasiswa berprestasi. Ferdi harus pintar dalam mengatur waktu antara kegiatan akademik dan non-akademik. Untuk itu, ada beberapa strategi yang ia terapkan.
- Mengenali Kapasitas Diri: Ferdi selalu memperhitungkan kemampuan dan batas dirinya agar tidak terlalu sibuk dan kelelahan.
- Membuat Jadwal Harian: Ferdi selalu membuat jadwal kegiatan sehari-hari dengan mendahulukan kegiatan yang paling penting.
- Memanfaatkan Waktu dengan Baik: Ferdi menghindari kegiatan yang tidak penting dan berusaha memanfaatkan setiap waktu yang ada seefisien mungkin.
Ke depan, Ferdi berharap bisa maju hingga ke tingkat internasional di bidang pencak silat. Sementara dalam kehidupannya, ia berharap bisa bekerja di perusahaan web developer terkemuka.
Ferdiansyah adalah contoh nyata bahwa kombinasi antara dedikasi, kerja keras, dan dukungan dari orang-orang terdekat dapat menghasilkan prestasi yang gemilang.
Ia membuktikan bahwa keberhasilan tidak datang begitu saja, melainkan hasil dari proses panjang yang penuh perjuangan. Kegigihannya dalam menekuni pencak silat, sekaligus menjaga prestasi akademiknya, menunjukkan bahwa seseorang bisa berprestasi di berbagai bidang jika memiliki komitmen dan manajemen waktu yang baik. <Dimuat di majalah Hadila edisi Juli 2024>
TEEN JOURNALIST
Azka Aqila Putri Gunawan
SMPIT Smart Cendekia Klaten