broken home

Kisah Hidup: Ya Allah, Satukanlah Kembali Hati Kedua Orang Tuaku

Smarteen.co.id — Cerita kecil ini, menceritakan tentang keluargaku. Biar aku sebutkan siapa saja orang-orang yang paling dekat denganku. Ada bapak, ibu, dan juga adikku. Aku dibesarkan oleh orang tuaku. Aku bahagia dengan mereka. Sejak kecil aku diajarkan oleh orang tuaku tentang banyak hal. Harmonis. Begitulah dahulu. Tak ada masalah atau apa pun yang merusak kebahagiaan kami.

Namun, entah dari mana datangnya, keluargaku yang dulunya harmonis, bahagia, kini retak begitu saja. Aku tidak tahu apa penyebab itu semua. Yang kutahu, saat ibu menjengukku di pondok, beliau selalu ngendiko—berucap, “Alhamdulillah, kamu hidup dan belajar di pondok, Nduk. Jadi, nggak pernah lihat ibu-bapakmu ini selalu marah-marah di rumah. Kasihan adikmu, selalu lihat situasi kayak gitu setiap hari.”

Ya, aku hidup di sebuah pondok sejak SMP. Ibu selalu bilang seperti itu, dan aku tidak tahu apa maksudnya.

broken home

2 Juni 2017

Hari itu pengumuman kelulusan SMP. Walau nilai UN tidak terlalu memuaskan, tapi aku bisa membahagiakan kedua orang tuaku dengan bukti bahwa aku bisa belajar hidup mandiri di pondok.

Aku ingat, saat itu banyak wali santri datang untuk menghadiri undangan kelulusan. Teman-temanku datang dengan kedua orang tuanya. Namun, aku hanya dengan ibuku. Sedih bercampur bahagia. Lagi-lagi aku iri dengan teman-temanku, mereka mempunyai keluarga yang begitu kompak. Aku ingin itu, Ya Allah…

6 Oktober 2018

Malam itu aku izin dari pondok karena diajak keluarga budeku untuk melihat pentas seni di pondok SMPku dulu. Saat mereka datang, aku kaget karena ada ibuku. Tidak biasanya beliau ikut bude. Ah, i don’t care. Yang penting aku bisa izin dan dapat bertemu teman-teman seperjuanganku dulu.

Saat dimobil…

“Bu, Adik mana, kok nggak ikut?” tanyaku.

Nggak ikut, tadi mau kita ajak nggak dibolehin sama bapak. Pintu gerbang dikunci sama bapak. Secara halus, bapak nggak bolehin Ibu buat ketemu adikmu.”

Apa? Bapak nggak bolehin ibu buat ketemu adik?

BACA JUGA: Kunci Menemukan Jalan Keluar dari Berbagai Kesulitan

Aku menyimpulkan bahwa mereka sudah pisah atap. Dan benar saja, pertanyaanku itu terjawab selama perjalanan. Namun, mereka tidak cerai. Ya Allah, kenapa begitu cepat?

Begitu sampai di tempat tujuan, ada satu chat masuk. Dari temanku. Ya, dia satu-satunya yang tahu masalah ini pada saat itu. Aku langsung mengaduh kepadanya, dan dengan prihatin dia menjawab, “Ya Allah, sabar, Tiv. Semua pasti ada hikmahnya. Berdoa terus ya.”

Saat itu, rasanya ingin teriak, menangis, dan marah kepada Allah. Kenapa ini semua terjadi kepada keluargaku?

2019

Semua orang pasti mempunyai target, untuk menjadi yang terbaik di tahun baru. Begitu juga denganku. Walau sekarang orang tuaku butuh waktu untuk berpisah sementara dan memperbaiki diri, tapi itu tidak menyurutkan semangatku untuk mencapai mimpi-mimpiku ke depannya.

Pelan-pelan aku mulai menerimanya. Ya, seperti yang orang-orang bilang, “Semua peristiwa pasti ada hikmahnya.” Dan di sini, aku hanya bisa berdoa dan menunjukkan prestasi untuk kedua orang tuaku. Bismillah, mudahkanlah. Aamiin.

Aku ingat dengan nasihat guruku. Sebelumnya aku pernah menceritakan masalahku kepada beliau karena bingung bagaimana cara untuk mempersatukan orang tuaku lagi.

“Allah itu tahu yang terbaik untuk hamba-Nya. Mungkin, kamu dikasih masalah ini agar kamu menjadi anak yang kuat untuk menghadapi semua masalah. Kalau kamu nggak berani buat ngomong ke orang tuamu, doa aja. Doa yang banyak. Minta pertolongan dari Allah. Ingat, insya Allah, doa anak salihah itu akan dikabulkan oleh Allah.”

BACA JUGA: PENGALAMAN HIDUP: Jangan Takut Memulai, karena Kita Semua adalah First Timer

Dan, mulai saat itu, aku menulis mimpi-mimpiku. Terutama mempersatukan mereka kembali. Tidak ada namanya mantan anak dan mantan orang tua. Aku ingat itu. Karena bagaimana pun mereka adalah seorang motivator di saat aku sedang down. Terima kasih bapak, ibu, sudah membekaliku banyak hal.

“Ya Allah, satukanlah kembali hati kedua orang tuaku. Aku ingin kita bisa berkumpul suatu saat nanti di surgamu. Bersama saudara-saudara seiman kita. Aamiin.”[]

Oleh:
Nur, Klaten

About Ibnu Majah

Check Also

Aku Bisa Menggapai Mimpi

Kisah Nyata: Aku Bisa Menggapai Mimpiku

Smarteen.co.id – Sebenarnya aku tak pernah menyangka untuk bersekolah di sekolah swasta yang menjadi sekolahku …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *