jadi baik dan kuat

Menjadi Baik itu Harus Kuat, Tidak Seperti Cerita Klasik Sinetron

Oleh:
Ustaz Amin Rois, Lc.
Alumni Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir

Smarteen.co.id — Bangsa kita sementara ini merupakan bangsa yang susah untuk dipisahkan dari candu sinetron. Hal itu bisa dilihat di rating-rating televisi nasional, lebih banyak yang menonton TV dengan genre sinetron maupun entertainment daripada acara edukasi dan informasi positif lainnya.

Sayangnya alur cerita sinetron yang disuguhkan kepada para penonton sering kali masih berkutat pada tema-tema klasik, perseteruan protagonis versus antagonis yang tidak berkesudahan.

Misal kisah bawang merah dan bawang putih, sangat jelas bagaimana bawang merah leluasa menzalimi dan mem-bully bawang putih. Dan sering kali kita melihat bawang putih-bawang putih lain di sinetron serupa, di mana sosok orang baik digambarkan sebagai orang yang diam saja saat mendapatkan kezaliman dan kecurangan, padahal secara logika jalan keluar dari tekanan-tekanan tersebut terbuka lebar.

Sobat Smarteen, tanpa kita sadari cara berpikir kita tentang moral, perilaku, dan sikap, kadang dipengaruhi oleh cerita dan drama-drama sinteron di atas. Dari cara pandang tersebut, secara tidak sadar kita menyimpulkan bahwa orang baik itu adalah orang yang diam saja ketika mendapat tekanan, kecurangan dan kezaliman.

BACA JUGA: Jangan Sampai Kena Musibah Berjamaah Akibat Kelalaian Kita

Dikesankan bahwa orang baik itu cenderung bertahan dengan kondisi yang pasif, tidak melakukan pembelaan maupun jalan keluar yang logis. Dan cara pandang negatif-pasif seperti ini tidak sesuai dengan konsep sabar yang sesungguhnya.

Menjadi orang baik seharusnya mempunyai mindset positif-aktif. Baik itu lebih cenderung melakukan sesuatu, bukan tidak melakukan sesuatu.

Baik itu adalah melakukan hal-hal yang bermanfaat bagi diri sendiri seperti menjaga prinsip, mempertahankan kehormatan, maupun memberikan manfaat kepada orang lain dengan cara memberi pembelaan kepada orang-orang yang membutuhkan. Maka untuk menjadi orang baik itu butuh kekuatan, bukan malah memelihara kelemahan.

Mari kita ubah mindset kita tentang orang baik, mengepal tangan untuk membela kebenaran itu baik, berteriak lantang untuk kebenaran itu baik, berani menemui dan menagih janji para diktator dan pendusta itu baik. Maka, singsingkan lengan baju dan kepalkan tanganmu, niatkan untuk Allah, dan jadilah baik. []

About admin

Check Also

Merayakan Kemerdekaan ke-79 ala Generasi Muda

Smarteen – Tujuh puluh sembilan tahun telah berlalu sejak Bapak Proklamator, Ir. Soekarno, membacakan naskah Proklamasi …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *