Smarteen.co.id — Jagat raya (universe) yang kita tempati saat ini, menurut sebuah sumber, merupakan tingkatan yang jarak setengah diameternya adalah 30 miliar tahun perjalanan cahaya.
Artinya, seandainya kita memulai perjalanan dari titik terjauh pertama dengan kecepatan 300 ribu km/detik—dan itu adalah kecepatan kosmis terbesar, maka kita membutuhkan waktu 30 miliar tahun untuk sampai ke titik terjauh di sisi lain alam semesta ini. Sungguh luar biasa luas, Mahabesar Allah yang telah menciptakan semesta ini.
“Maka bagi Allah-lah segala puji, Tuhan langit dan Tuhan bumi, Tuhan semesta alam. Dan bagi-Nya lah keagungan di langit dan di bumi, Dialah Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.” [Q.S. al-Jatsiyah (45): 36-37]
Jika Allah telah menciptakan jagat raya ini dengan begitu luas, apakah Dia masih menciptakan jagat raya yang lainnya dalam kehidupan ini? Hal semacam ini kerap dipertanyakan. Bahkan, bukan oleh kalangan umum saja.
Para ahli astrofisika pun bertanya-tanya, adakah dunia selain dunia yang kita lihat ini, dan bagaimana dimensi-dimensinya jika ia ada? Kita memang tidak melihatnya, tetapi barangkali ia ada karena kita tidak melihat setiap yang ada.
Allah berfirman, “Maka Aku bersumpah dengan apa yang kamu lihat, dan dengan apa yang tidak kamu lihat. Sesungguhnya Al-Qur’an itu adalah benar-benar wahyu (Allah yang diturunkan kepada) Rasul yang mulia.” [Q.S. al-Haqqah (69): 38-40]
Pandangan Ahli Tafsir tentang Dunia Paralel
Terkait pertanyaan yang cenderung mengawang-awang ini, apa kata para ahli tafsir? Menurut Al-Qurthubi, para ahli takwil berbeda pendapat mengenai kata ‘alamin (semesta alam).
Pertama, Qatadah berpendapat bahwa ‘alamin adalah jamak dari kata ‘alam, yaitu setiap maujud selain Allah. Kata ini tidak memiliki arti tunggal, sama seperti kata rahthun (kelompok) dan qaum (golongan).
Sementara itu, Husain bin Fadhal mengatakan penghuni setiap zaman itu disebut ‘alam. Sedangkan Wahb bin Munabbih mengatakan, “Sesungguhnya Allah memiliki delapan belas ribu jagat, dan dunia hanyalah satu jagat dari sekian banyak jagat tersebut.”
BACA JUGA: Terbukti, Para Tumbuhan Pun Senantiasa Bertasbih Pada Allah
Di sisi lain, Abu Sa‘id al-Khudri berkata, “Sesungguhnya Allah memiliki empat puluh ribu jagat, dan dunia dari timur hingga barat adalah satu jagat.”
Muqatil juga berkata, “Jumlah jagat adalah delapan puluh ribu. Empat puluh ribu jagat di antaranya ada di dalam air, dan empat puluh ribu di antaranya ada di darat.”
Menurut al-Qurthubi, pendapat yang pertama adalah yang paling mendekati kebenaran, karena ia mencakup setiap makhluk dan eksistensial. Dalilnya adalah firman Allah, “Firaun bertanya, ‘Siapa Tuhan semesta jagat itu?’ Musa menjawab, ‘Tuhan Pencipta langit dan bumi dan apa-apa yang di antara keduanya.’” [Q.S. asy-Syu’ara (26): 23-24]
Kata ‘alamin di dalam Al-Qur’an terdapat sebanyak 60 kali, dan salah satunya mengisyaratkan langit dan bumi.
Pandangan Para Ilmuwan tentang Dunia Paralel
Para ilmuwan pun tidak hanya memunculkan pertanyaan terkait keberadaan jagat raya selain yang kita tempati ini. Namun, beberapa juga memberikan pernyataan dengan berbagai dasar.
Sebagian dari mereka meyakini keberadaan jagat lain selain jagat kita. Di antaranya adalah Max Tugmart, John G. Cramer, Susan Wealze, dan David Hoytawes.
Para ilmuwan tersebut bahkan telah memprediksi keberadaan salah satu model berupa kembaran galaksi kita. Max Tugmart berpandangan bahwa jagat paralel (parallel universe) bukan sekadar fiksi ilmiah. Bahkan, dunia lain itu tidak lain adalah implementasi langsung dari kajian-kajian kosmologi.
Ada beberapa pandangan ilmuwan yang amat menarik, dan bahkan mengherankan. Salah satunya adalah apa yang ditulis John G. Cramer berikut ini, ‘Gene Wolf menduga bahwa yang disebut dunia ini bukan merupakan satu-satunya jagat, melainkan seperti satu dunia di luar perjalanan waktu. Kita akan membutuhkan kata lain, dan saya mengusulkan kata malkut yang dalam bahasa Kabalist berarti jagat. Namun, menurutku kata tersebut bukan kata baru.’
BACA JUGA: Rahasia di Balik Fenomena Penciptaan Siang dan Malam Berdasar Ayat Al-Qur’an
Sangat mengherankan bahwa kata malkut (malakut) yang disebut beberapa kali dalam Al-Qur’an itu digunakan para ilmuwan.
Allah berfirman, “Dan apakah mereka tidak memperhatikan kerajaan (malakut) langit dan bumi dan segala sesuatu yang diciptakan Allah, dan kemungkinan telah dekatnya kebinasaan mereka? Maka kepada berita manakah lagi mereka akan beriman selain kepada Al-Qur’an itu?” [Q.S. al-A’raf (7): 185]
Sejatinya, pertanyaan para ilmuwan ini telah terjawab dalam firman Allah. Dia adalah pencipta segalanya, yang telah menciptakan jagat raya ini dengan begitu sempurna.
Sangat mudah pula bagi-Nya untuk menciptakan jagat serupa di dimensi yang bahkan tidak bisa kita bayangkan sekalipun. Maka, marilah kita senantiasa beriman kepada-Nya. []