Piri Reis

Piri Reis, Muslim Pembuat Peta Greenland

Sejak kecil, Piri sudah terbiasa berlayar. Tak heran, di usia 12 tahun, dia bergabung dengan pamannya yang merupakan laksamana terkenal, Kemal Reis. Meski masih belia, Piri nampaknya berpengetahuan luas tentang ilmu bumi. Dia bahkan tidak pernah khawatir berlayar.

Selama 14 tahun, Piri dibimbing pamannya. Hingga akhirnya ia mulai bekerja di angkatan laut Kekhalifahan Turki Utsmani (tahun 1481 M). Dari sana, dia mengikuti beragam ekspedisi sebagai marinir, termasuk ikut bertarung melawan pasukan angkatan laut Kerajaan Spanyol, Genoa, dan Venezia.

Piri juga piawai menuangkan rekaman perjalanannya menjadi karya monumental. Bahkan, karyanya menjadi panduan penting dunia geografi dan ilmu pelayaran. Jejak hidupnya banyak dibincangkan saat para sejarawan menemukan peta yang dibuatnya tahun 1513. Peta buatannya ditemukan di Istana Topkapi Istanbul tahun 1929. Peta itu juga menampilkan peta Amerika zaman kuno.

Pada peta pertama, Piri menampilkan keakurasian yang tinggi dalam hal penggambaran jarak dan posisi antar benua dan negara di dunia. Posisi Benua Afrika dan Amerika dibuat detail dan teliti, termasuk memasukkan gambar Amerika Selatan. Sejumlah ahli mengatakan Piri membuat peta dunia pertamanya dengan mengambil pusat peta dunia di Sahara.

BACA JUGA: Dr. Yogi Ahmad Erlangga, Muslim Indonesia Jenius Pemecah Rumus Helmholtz

Tahun 1528, Piri membuat peta dunia keduanya dengan menggambarkan Greenland dan Amerika Utara. Piri juga memiliki peta buatan Christopher Columbus. Menurut sejarah, peta itu pemberian pamannya, Kemal Reis. Sang paman memperolehnya saat bertempur dengan pasukan Spanyol di Valencia. Diduga, dari sanalah angkatan laut Turki menyita peta itu dari beberapa kru Columbus.

Piri Reis Tuangkan Memori Perjalanan Menjadi Karya

Setiap masa liburan, Piri Reis sering pulang kampung. Di sana, dia menuangkan semua memori perjalanannya menjadi karya. Tahun 1513, Piri memetakan Lautan Atlantik beserta wilayah pantai Eropa dalam karya bertajuk I-Bahriye (Buku tentang Navigasi), sebuah karya monumental bagi dunia kelautan.

Kitab I-Bahriye merupakan buku navigasi yang diakui kehebatannya, sangat bagus, dan mendetail. Isinya berupa informasi terperinci tentang pelabuhan-pelabuhan utama, laut, teluk, semenanjung, tanjung, berbagai pulau, selat, tempat-tempat peristirahatan di Laut Mediterania, orang-orang lokal dari setiap negara di sekitar dan budaya lokalnya. Piri juga menulis informasi terkait astronomi dengan navigasi. Dia bahkan menginformasikan berbagai macam teknik navigasi di lautan.

Buku setebal 434 halaman itu memiliki sebanyak 290 peta yang terbagi menjadi dua bagian penting. Pertama, berisi tipe badai laut, teknik menggunakan kompas, dan informasi tentang pelabuhan maupun pantai. Bagian kedua, berisi gambaran Selat Dardanela, pulau-pulau, dan pantai-pantai di beberapa laut, serta wilayah riviera Prancis.

Piri juga melengkapi petanya dengan Pulau Baleartik, Pantai Spanyol, Selat Gibraltar, Pulau Canary, pantai-pantai di Afrika Utara, Mesir, Sungai Nil, dan pantai-pantai di Anatolia. Di sini, dia juga menuliskan berbagai macam bangunan penting maupun monumen di setiap kota yang dikunjunginya.

BACA JUGA: Sultan Abdul Hamid II, Khalifah Terakhir Turki Utsmani

Kopian pertama bukunya banyak ditemukan di berbagai perpustakaan dan museum di seluruh dunia. Salinan pertama yang diterbitkan pada 1521 M ditemukan tersimpan di Istana Topkapi, Istambul, sedangkan salinan lainnya tersimpan di beberapa perpustakaan besar Eropa.

Dengan kenyataan ini, Piri Reis juga telah berkontribusi pada ilmu pengetahuan, terutama Geografi dan Nautika (Ilmu Pelayaran). Ilmu yang tak hanya berguna bagi Islam, tetapi juga bermanfaat secara universal. Piri Reis, sang laksamana, telah memberikan sumbangsih bagi kebesaran Kesultanan Ottoman, dan tentunya bagi keharuman Islam. Torehan prestasi besarnya (Buku I-Bahriye) masih menjadi panduan berlayar orang-orang setelahnya.[biografi.biz]

About admin

Check Also

Merayakan Kemerdekaan ke-79 ala Generasi Muda

Smarteen – Tujuh puluh sembilan tahun telah berlalu sejak Bapak Proklamator, Ir. Soekarno, membacakan naskah Proklamasi …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *