Smarteen.co.id — Sakit memang salah satu bentuk ujian yang diberikan Allah pada umat-Nya. Namun demikian, ujian tak selalu buruk. Penyakit bisa membuat seseorang menderita, tetapi penyakit juga bisa menjadi jalan ‘hidayah’ seseorang untuk menjalani hidup lebih baik. Seperti yang dialami Ali Banat.
Pada 2018 lalu, namanya cukup ramai diperbincangkan warganet karena baru saja meninggal dunia. Banat mengembuskan napas terakhir pada 29 Mei 2018 setelah berjuang melawan penyakit yang dideritanya selama 3 tahun.
Sosok kelahiran Greenacre, New South Wales, Australia, 16 Februari 1982 ini awalnya hanya pemuda biasa. Namun, berkat kesuksesan beberapa lini bisnisnya, Banat menjadi terkenal sebagai pemuda kaya raya. Dikutip okezone.com, bisnis yang berhasil dijalankan Banat bergerak di bidang perusahaan keamanan dan listrik.
Sebelum 2015, kesuksesan yang diraih Banat membuatnya menjalani hidup superglamor. Sebagai pemuda bergelimang harta, Banat terbiasa dengan berbagai mobil mewah nan mahal dan juga barang-barang branded dalam kehidupan sehari-hari. Bisa dibilang, hidupnya mendekati sempurna karena ia telah memiliki ‘segalanya’.
Ali Banat Divonis Kanker
Hingga tahun 2015 datang. Kala itu, Banat didiagnosis dokter bahwa dirinya menderita kanker stadium empat, dan diperkirakan hanya punya waktu 7 bulan saja untuk hidup. Sejak itulah hidup Banat berubah.
Divonis tak akan berumur panjang sangat mungkin membuat seseorang mengalami tekanan. Bisa saja ia marah pada Tuhan karena takdir yang begitu kejam. Namun, itu tak terjadi pada Banat. Kondisi tersebut justru membuatnya kian ‘dekat’ dengan Sang Pencipta.
BACA JUGA: Mengenal Burcin Mutlu-Pakdil, Muslimah Penemu Galaksi
Sebagai muslim, Banat menganggap penyakit yang menggerogoti tubuhnya itu sebagai hadiah dari Allah. Dilansir bbc.com, Banat mengatakan bahwa penyakit tersebut memberinya kesempatan untuk berubah. “Ini adalah hadiah karena Allah memberi kesempatan bagi saya untuk berubah,” ujarnya.
Banat menyadari bahwa selama ini ia telah menerima nikmat yang luar biasa. Sementara itu, belum banyak hal yang ia lakukan untuk sekitar, padahal segala karunia yang diberikan Allah sejatinya hanya titipan yang dapat diambil kapan saja.
“Begitu tahu saya terkena kanker, saya lepas koleksi mobil, jam tangan, bahkan pakaian. Saya bawa semua pakaian dan saya serahkan ke orang-orang yang memerlukan ketika saya bepergian ke luar negeri,” kata Banat. “Saya ingin meninggalkan dunia tanpa satu pun harta benda,” imbuhnya.
Banat pun akhirnya menjalankan proyek bertajuk Muslims Around The World (MATW) untuk menyalurkan bantuan pada orang-orang yang membutuhkan. Proyek ini ia mulai dengan menjual semua aset mewahnya, dan hasilnya digunakan untuk membantu masyarakat di negara-negara Afrika yang membutuhkan bantuan pendidikan, makanan, dan lainnya. “Bahkan uang yang Anda punya, itu tidak akan Anda bawa (mati),” kata Banat.
Bepergian untuk Salurkan Bantuan
Pasca divonis sakit, Banat banyak menghabiskan waktunya untuk bepergian. Bukan tamasya, tetapi mengunjungi berbagai tempat untuk membantu orang-orang yang membutuhkan.
Dikutip dari sebuah sumber, sepanjang perjalanannya di beberapa negara Afrika, seperti Togo, Ghana, dan Burkina Faso, Banat disebutkan telah membantu ribuan orang yang membutuhkan.
BACA JUGA: Syekh Ali Jaber Meninggal Dunia, Ini Pesannya untuk Umat Islam
Di samping itu, kuasa Allah pun berkata lain. Banat mendapat kesempatan lebih lama untuk melakukan kebaikan. Dari vonis 7 bulan sisa usia, nyatanya Banat tetap bertahan hidup sampai 3 tahun lamanya.
Ia pun bersyukur karena dapat lebih banyak melakukan kebaikan. Hingga saat ini, proyek yang didirikan Banat masih berjalan dan terus menggalang dana melalui internet. [Ibnu Majah/Dari Berbagai Sumber]