Smarteen.co.id — Isu terkait kasus kekerasan antar-umat beragama kini kian menjadi. Bahkan, kalangan pelajar milenial pun ikut masuk di dalamnya. Hal ini dipicu karena rendahnya kesadaran terkait moderasi (pengurangan kekerasan) antar-umat beragama.
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi permasalahan ini, salah satunya dengan menggandeng peran lembaga-lembaga pendidikan/sekolah.
Salah satu sekolah di Purbalingga bagian timur, yaitu SMAN 1 Kejobong, mengadakan acara rutin bulanan bertajuk Selasa Religi. Acara ini diharapkan dapat menjadi jalan untuk mengurangi kekerasan antar-umat beragama di kalangan siswa.
Selasa Religi dilaksanakan setiap hari Selasa pekan kedua selama 1 jam pelajaran (45 menit) di halaman sekolah.
Diikuti Seluruh Warga Sekolah
Beberapa waktu lalu, sebelum masa pandemic Covid-19, kegiatan Selasa Religi digelar dengan begitu meriah. Acara yang diikuti oleh seluruh keluarga besar SMAN 1 Kejobong ini dimulai dengan penampilan seni hadrah dari ekstrakurikuler rohis yang membangkitkan nuansa religi di lingkungan sekolah.
Setelah itu, acara inti pun dimulai. Pembicara internal, yaitu guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (PAIBP) SMAN 1 Kejobong mulai memaparkan beberapa materi tentang berbagai pro-kontra terkait acara-acara peringatan hari besar Islam, seperti peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw.
BACA JUGA: Objek Wisata Golaga Purbalingga, Gua Indah yang Sediakan Kafe di Dalamnya
Salah satu siswa SMA Negeri 1 Kejobong, Ajeng Riska (16) mengungkapkan senang bisa mengikuti acara ini. Ia juga sangat mendukung Selasa Religi untuk terus berlanjut.
“Acara Selasa Religi ini patut untuk didukung karena dapat menambah wawasan sekaligus pengetahuan terkait ilmu agama. Selaku siswa, saya juga senang mengikuti acara ini tanpa terbebani sedikit pun. Semoga kami bisa selalu rukun dengan semua pemeluk agama,” ungkapnya.
TEEN JOURNALIST
Nur Fajar Ivansyah
SMAN 1 Kejobong, Purbalingga