Bahas Hijrah, Kak Hawaariyyun; “Hijrah Itu untuk Cari Rida Allah”

Smarteen.co.id — Saat ini, banyak pemuda yang berbondong-bondong hijrah. Di satu sisi, ini sangat positif, sebab mereka menjadi sosok yang lebih baik dari hari ke hari. Namun persoalannya, setelah berhijrah, lalu akan melakukan apa?

Jika pada tahap ini kita masih kebingungan, bukan tidak mungkin kita justru akan kembali pada kehidupan sebelum kita berhijrah. Nah, terkait hal ini, Smarteen berbincang dengan influencer muda yang akrab disapa Kak Hawaariyyun (@hawaariyyun) usai mengisi kajian yang digelar komunitas #YukNgaji Solo, beberapa waktu lalu.

Apa makna hijrah?

Hijrah itu berpindah—yang pasti berpindah ke jalan kebaikan. Kalau secara istilah, hijrah itu berpindah dari hal-hal yang dibenci Allah menuju kepada hal-hal yang disukai Allah.

Dalam kondisi seperti apa seorang pemuda muslim mesti segera berhijrah?

Kita diharuskan untuk berhijrah setiap saat. Setiap hari harus ada perubahan menuju kebaikan. Orang yang hari ini lebih buruk dari kemarin adalah orang yang merugi. Jadi setiap hari harus ada perkembangan.

Bagaimana agar kita bisa selalu istikamah setelah berhijrah?

Allah Swt berfirman, “Innalladziina aamanuu walladziina haajaruu wajaahaduu fii sabiilillaahi uulaaika yarjuuna rakhmatallaah, wallaahu ghofuururrakhiim

(Sesungguhnya orang-orang yang beriman, dan orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itulah yang mengharapkan rahmat Allah. Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang).” [Q.S. Al Baqarah (2): 218]

Jadi orang-orang yang beriman, kemudian berhijrah, mereka itu tidak akan pernah kuat kalau mereka tidak mengharapkan rida Allah. Kalau hijrahnya hanya karena pasangannya saja, atau hanya modus karena cari perhatian terhadap seseorang, maka nggak bakal istikamah.

Oleh sebab itu, kalau kita ingin istikamah, kita harus mengharapkan rida Allah, bukan yang lainnya.

Sebagai remaja, bagaimana cara yang tepat untuk mengajak teman sebaya agar mau berhijrah?

Pertama, kita harus punya konten atau ilmu untuk mengajak mereka berhijrah. Kedua, dengan pendekatan yang baik. Misalnya ada teman yang masih suka main games secara berlebihan, lalu kita langsung men-judge bahwa mereka adalah orang-orang yang suka menyia-nyiakan waktu, dan sebagainya, itu justru akan membuat mereka tidak suka dengan kita.

Jadi harus dengan mau’idzatil hasanah, dengan cara yang baik. Kita ajak mereka berpikir, bukan dengan menghakimi mereka. Jadi, cari sesuatu yang bisa membuat mereka berpikir, jangan buat mereka semakin nggak suka dengan kita.

Saat ini banyak orang masuk Islam, dan ada juga orang muslim yang berhijrah. Apakah hal ini menjadi tanda kebangkitan Islam?

Insya Allah. Kebangkitan Islam sudah dijanjikan oleh Allah Swt, “Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan kebajikan bahwa Dia sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridai-Nya…” [Q.S. An-Nuur (24): 55]

Jadi memang kejayaan Islam itu sudah dijanjikan oleh Allah dan rasul-Nya. Tinggal kita mau di bagian mana—bagian yang santai-santai saja atau mau jadi ‘pemain’ agar bisa membangkitkan Islam.

Apa pesan-pesan Kak Hawaariyyun untuk anak muda agar senantiasa menjadi lebih baik?

Imam Syafi’i pernah bilang, “Kalau kalian membedah satu surah ini, maka sebenarnya sudah cukup untuk memenuhi semua hajat kalian.” Surah apa itu?

Itulah surah Al ‘Asr ayat 1-3, yang artinya, “Demi masa. Sungguh, manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran.”

Pemuda itu harus perhatian dengan waktu yang dimiliki. Kita harus punya schedule, jangan sampai waktu kita hanya habis untuk hal yang sia-sia.

Kemudian, kita sadar kalau kita tidak bisa memanfaatkan waktu maka kita termasuk orang yang rugi. Bahkan, orang yang memanfaatkan waktu pun masih bisa rugi. Nah, siapakah mereka?

Dia adalah orang yang hanya beriman dan beramal saleh. Sebab, ini saja tidak cukup. Namun, kita juga harus saling menasihati dalam kebenaran dan kesadaran.

Yang namanya saling menasihati itu tidak mungkin sendiri. Maka, harus punya komunitas, teman-teman yang baik untuk saling berkomunikasi. Kalau kita sedang malas, lalu ada teman yang mengajak kita untuk taat kan jadi bisa semangat lagi. [Ibnu Majah]

About admin

Check Also

Merayakan Kemerdekaan ke-79 ala Generasi Muda

Smarteen – Tujuh puluh sembilan tahun telah berlalu sejak Bapak Proklamator, Ir. Soekarno, membacakan naskah Proklamasi …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *