Asalamualaikum, Kak. Bagaimana cara menyikapi orang tua yang selalu membandingkan anaknya dengan orang lain saat memberi nasihat? Misalnya, saat saya disuruh belajar, pasti orang tua ingin saya belajar agar bisa pintar seperti si fulan (nama salah satu teman saya yang pintar). Saya nggak pa-pa kalau dinasihati orang tua, tapi kalau dibandingkan gitu rasanya kesal. Apa yang harus saya lakukan? [Mitha, 08565604xxxx]
Diasuh oleh:
Kak Sinyo Egie
Pemerhati Remaja
Smarteen.co.id — Wa’alaikumussalam, Sobat. Membandingkan suatu hal dengan hal lainnya adalah kebiasaan yang kita temui dalam kehidupan. Misalnya saat akan membeli tas, tentu kita membandingkan harga di satu toko dengan toko lain. Termasuk orang tua membandingkan kemampuan belajar kita dengan orang lain.
Pertama, kita harus pahami bahwa saat orang tua menggunakan ‘perbandingan’ tersebut adalah cara termudah yang diambil untuk memotivasi anak-anaknya. Mereka sama sekali tidak bertujuan menyakiti perasaan.
Sebenarnya banyak cara untuk membangkitkan motivasi belajar tanpa membandingkan. Namun, karena hal itu membutuhkan waktu yang lama, bahkan kadang disertai tenaga dan biaya banyak, akhirnya orang tua mengambil cara yang cepat.
Kalau memahami hal di atas, mestinya Sobat tidak perlu marah atau kesal saat orang tua membandingkan dengan orang lain, karena tujuannya baik—hanya cara yang digunakan kurang tepat, dimaklumi saja.
Kedua, kita sebagai anak mestinya juga tahu diri akan masa depan yang bukan hanya menyangkut diri sendiri, tetapi juga orang lain—termasuk orang tua. Kelak mereka akan menua dan lemah, sehingga berharap saat waktu itu tiba, anak-anaknyalah yang akan merawat.
Menunjukkan Keseriusan Sambut Masa Depan
Merawat orang tua—selain membutuhkan perhatian, waktu, dan kasih sayang—juga membutuhkan biaya. Hal ini biasanya berhubungan dengan pekerjaan yang dianalogikan pada hasil belajar saat sekolah.
Jadi, secara sadar kita tunjukkan prestasi yang bagus, dengan harapan orang tua percaya kita memang serius untuk menggapai masa depan yang baik dan siap melayani beliau kelak saat hari senja mereka tiba.
Kalau kita sudah menunjukkan keseriusan menyambut masa depan secara maksimal, biasanya orang tua juga jarang membandingkan. Mereka tahu bahwa kita sudah berusaha dengan baik.
Terakhir, doakan orang tua agar dilembutkan hati dan lisannya agar mengeluarkan kata-kata yang lebih baik dari sekadar ‘membandingkan’ untuk memotivasi putra-putrinya.[]