Smarteen.co.id — Tidak ada habis-habisnya, baginda selalu memanggil Abu Nawas untuk memberi tugas-tugas yang aneh. Hari ini, Abu Nawas kembali dipanggil ke istana.
“Akhir-akhir ini aku sering mendapat gangguan perut. Kata tabib, aku kena serangan angin,” ucap baginda memulai pembicaraan.
“Ampun Tuan, apa yang bisa saya lakukan hingga saya dipanggil?” tanya Abu Nawas.
“Aku ingin kau menangkap angin dan memenjarakannya,” kata baginda.
Abu Nawas hanya diam. la bukan memikirkan cara menangkap angin, tetapi ia bingung bagaimana cara membuktikan bahwa yang ditangkap itu benar-benar angin, karena angin tak bisa dilihat.
Baginda memberi waktu tidak lebih dari tiga hari. Abu Nawas pun pulang membawa perintah dari baginda. Ia terus berpikir, ia yakin bahwa dengan berpikir akan terbentang jalan keluar dari kesulitan yang dihadapi.
Namun setelah dua hari berlalu, Abu Nawas belum juga mendapat ide. Di hari ketiga, ia berjalan pasrah menuju istana. Sepertinya kali ini ia harus menjalani hukuman karena gagal melaksanakan perintah.
Di sela kepasrahan tersebut, Abu Nawas ingat sesuatu. Ia pun berjingkrak girang dan segera kembali pulang. Sampai di rumah, Abu Nawas secepat mungkin menyiapkan segala sesuatu, kemudian kembali menuju istana.
Di pintu gerbang istana, Abu Nawas langsung dipersilakan masuk. Baginda pun segera mengajukan pertanyaan, “Sudahkah kau berhasil memenjarakan angin, Abu Nawas?”
“Sudah, Tuan,” jawab Abu Nawas sambil menyerahkan botol yang disumbat pada baginda.
Baginda menimang-nimang botol itu. “Mana angin itu, Abu Nawas?” tanyanya.
“Di dalam, Tuan,” jawab Abu Nawas takzim.
“Aku tak melihat apa-apa,” kata baginda.
BACA JUGA: Humor Inspiratif Abu Nawas; Permainan Tebak-tebakan
“Ampun Tuan, memang angin tak bisa dilihat. Namun bila Tuan ingin tahu angin, tutup botol itu harus dibuka terlebih dahulu,” Abu Nawas menjelaskan.
Setelah tutup botol dibuka, baginda mencium bau busuk. Bau kentut yang begitu menyengat. “Bau apa ini?!” tanya baginda marah.
“Ampun Tuan, tadi hamba buang angin dan hamba masukkan ke dalam botol. Karena hamba takut angin yang hamba buang itu keluar, maka hamba memenjarakannya dengan cara menyumbat mulut botol,” Abu Nawas menjelaskan. Baginda pun tak jadi marah karena penjelasan Abu Nawas memang masuk akal. Untuk kesekian kali, Abu Nawas kembali selamat. []