Assalâmu’alaikum Wr. Wb. Ust, tolong dijelaskan tentang kehidupan manusia kelak di akhirat sesuai dengan Al-Qur’an dan as-Sunnah. Apakah benar semua orang yang memiliki dosa akan dimasukkan neraka terlebih dahulu sebagai balasan atas dosanya, kemudian mereka akan dimasukkan ke surga sebagai balasan atas kebaikannya selama di dunia? Atau seorang yang sudah masuk ke neraka akan selamanya di neraka, begitu pun sebaliknya, seorang yang sudah masuk surga akan selamanya di surga? (Sholeh, Magelang)
Diasuh oleh:
Ustaz Tri Bimo Soewarno, Lc., M.S.I.
Ustaz dan Pengajar MAN 1 Surakarta
Smarteen.co.id — Wa’alaikumussalâm Wr. Wb. Sobat Smarteen yang dimuliakan Allah, di antara perkara yang pasti terjadi kelak di yaumal qiyâmah dan setiap mukmin wajib mengimaninya adalah, ditimbangnya amal baik dan buruk (waznul a’mâl).
Siapa pun yang timbangan amal baiknya lebih berat dari amal buruknya akan masuk surga, dan sebaliknya, jika timbangan keburukannya lebih dominan dari kebaikannya, ia akan masuk neraka.
Allah berfirman, yang artinya, ”Adapun orang yang berat timbangan (kebaikan)nya, maka ia berada dalam kehidupan yang (memuaskan/surga). Dan adapun orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya, maka tempat kembalinya adalah Neraka Hâwiyah.” [Q.S. al-Qari’ah: 6-9]
Seorang mufasir (ahli tafsir) besar di zamannya, al-‘allâmah Ibnu Jarir at-Thabary meriwayatkan dari ibnu Mas’ud, bahwa beliau berkata, ”Amalan manusia akan dihitung pada hari akhir. Maka barang siapa kebaikannya lebih banyak dari keburukannya sedikit saja, ia akan masuk surga. Dan barang siapa yang keburukannya lebih banyak sedikit dari kebaikannya, ia akan masuk neraka.”
Kemudian Ibnu Mas’ud membaca firman Allah dalam Al-Qur’an Surah al-A’raf ayat 9, yang artinya, ”Timbangan pada hari itu (menjadi ukuran) kebenaran. Maka, barang siapa berat timbangan (kebaikan)nya, mereka itulah orang-orang yang beruntung. Dan barang siapa ringan timbangan (kebaikan)nya, maka mereka itulah yang telah merugikan dirinya sendiri. Karena mereka telah mengingkari ayat-ayat Kami.”
Setelah Masuk Neraka, Kekal di Dalamnya?
Sobat Smarteen, selanjutnya perlu kita luruskan pemahaman sebagian kalangan yang menyimpulkan bahwa ketika seorang mukmin masuk neraka maka ia akan kekal di dalamnya, dengan bersandar pada Al-Qur’an Surah al-A’raf ayat 40.
“Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya, sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan tidak (pula) mereka masuk surga, hingga unta masuk lubang jarum. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat kejahatan.”
BACA JUGA: Nasihat untuk yang Sering Berbohong, tapi Tidak untuk Bermaksud Buruk
Dalam berbagai kitab tafsir dijelaskan bahwa yang dimaksudkan dalam Al-Qur’an Surah al-A’raf ayat 40 tersebut adalah orang-orang kafir, bukan orang-orang yang beriman. Sehingga pendapat tentang kekalnya seorang mukmin di neraka, yang awalnya dibangun oleh sekte menyimpang—Khawarij dan Mu’tazilah, tertolak.
Pemahaman yang tepat menurut kalangan Ahlussunnah wal Jama’ah terkait status manusia di neraka adalah; orang-orang kafir akan kekal di dalam neraka, sedangkan para pelaku dosa besar dari kalangan mukminin akan keluar dari neraka—dengan rahmat Allah—dan akan dimasukkan ke surga setelah dosa-dosa mereka dileburkan di neraka.
Selama seorang muslim masih beriman, dan tidak melakukan praktik syirik kepada Allah, ia akan dimasukkan ke surga, walaupun mungkin karena dosa-dosa besarnya, ia harus singgah ke neraka terlebih dahulu.
Seseorang yang Telah Masuk Neraka, Bisa Diangkat ke Surga?
Banyak riwayat yang menegaskan tentang hal ini, semisal hadis riwayat Imam Muslim yang menjelaskan bahwa para pelaku dosa yang dibakar di neraka, kala mereka telah menjadi arang, mereka diizinkan mandapat syafaat. Mereka dimasukkan ke dalam sungai-sungai surga, dan kala dituangkan air sungai oleh penduduk surga atas perintah Allah, maka mereka tumbuh kembali sebagaimana tumbuhnya biji-bijian pada sisa-sisa banjir. Subhânallâh…lâ haula walâ quwwata illâ billâh…
Dalam riwayat lain juga dijelaskan bahwa Rasul akan memberikan syafaatnya kepada pelaku dosa besar dari kalangan mukminin. Beliau bersabda, “Syafaatku bagi pelaku dosa besar dari umatku.” [H.R. Abu Dawud]
BACA JUGA: Menentukan Amal Prioritas untuk “Menebus” Pintu Surga
Imam Bukhari juga meriwayatkan tentang hadis syafaat, bahwa di antara kaum mukminin ada sebagian kelompok yang disebut dengan jahannamiyyûn. Mereka adalah orang-orang mukmin yang dileburkan dosa-dosanya di neraka, kemudian dimasukkan surga setelah mendapat syafaat Rasul Saw, dengan izin Allah.
Semoga kelak kita dapat bersanding dengan Rasul Saw di surga, tanpa harus merasakan panasnya api neraka. Allahumma innâ nas’aluka ridhâka wal jannata wa na’ûdzubika min sakhatika wannâr (Ya Allah, sesungguhnya kami memohon kepada-Mu rida-Mu dan surga, dan kami berlindung kepada-Mu dari murka-Mu dan api neraka). Âmîn. Wallâhu a’lam bis shawâb. []