“Sekali-kali tidak! Sungguh, jika dia tidak berhenti (berbuat demikian) niscaya Kami tarik ubun-ubunnya (ke dalam neraka), yaitu ubun-ubun orang yang mendustakan dan durhaka.”
[Q.S. Al-‘Alaq: 15-16]
Smarteen.co.id — Ayat di atas menunjukkan kepada kita bahwa Allah menyifatkan naashiyah (ubun-ubun) dengan kadzibah khoti’ah (berdusta dan durhaka). Bagi kita yang awam, barangkali hal ini akan menimbulkan pertanyaan, bagaimana mungkin ubun-ubun disebut berdusta, sedangkan ia tidak berbicara? Dan bagaimana mungkin ia disebut durhaka, sedangkan ia tidak berbuat salah?
Dalam perkembangan ilmu pengetahuan, para ahli yang melakukan penelitian menemukan fakta bahwa ubun-ubun merupakan pusat kontrol dan pengaruh pada manusia.
Salah seorang ahli, Prof. Muhammad Yusuf Sakr, memaparkan bahwa tugas bagian otak yang ada di ubun-ubun manusia adalah mengarahkan perilaku seseorang. “Kalau orang mau berbohong, maka keputusan diambil di frontal lobe yang bertepatan dengan dahi dan ubun-ubunnya. Begitu juga, kalau ia mau berbuat salah, maka keputusan juga terjadi di ubun-ubun,” jelasnya.
Pakar lainnya, Prof. Keith L More, mengungkapkan hal senada terkait fungsi ubun-ubun terhadap tindakan manusia. Ia menegaskan bahwa ubun-ubun merupakan penanggung jawab atas pertimbangan-pertimbangan tertinggi dan pengarah perilaku manusia. Sementara organ tubuh hanya ‘prajurit’ yang melaksanakan keputusan yang diambil di ubun-ubun.
Ubun-Ubun Mengarahkan Tindakan
Ketika mempelajari susunan organ bagian atas dahi (ubun-ubun), ditemukan bahwa ia terdiri dari salah satu tulang tengkorak yang disebut frontal bone. Tugas tulang ini adalah melindungi salah satu cuping otak yang disebut frontal lobe.
Pada frontal lobe, lapisan depan merupakan bagian yang terbesar. Tugasnya berkaitan dengan pembentukan kepribadian individu. Ia dianggap sebagai pusat tertinggi di antara pusat-pusat konsentrasi, berpikir, dan memori. Ia juga memiliki pengaruh dalam menentukan inisiasi dan kognisi.
BACA JUGA: Rahasia di Balik Fenomena Penciptaan Siang dan Malam Berdasar Ayat Al-Qur’an
Lapisan ini berada tepat di belakang dahi. Maksudnya, ia bersembunyi di dalam ubun-ubun. Dengan demikian, lapisan inilah yang mengarahkan dan mengontrol sebagian tindakan manusia yang menunjukkan kepribadiannya, seperti kejujuran dan kebohongan, kebenaran dan kesalahan, dan seterusnya. Bagian ini juga membedakan sifat-sifat tersebut, serta memotivasi seseorang untuk berinisiatif melakukan kebaikan atau kejahatan.
Rahasia Ubun-Ubun Telah Diungkap Al-Qur’an
Pengetahuan tentang fungsi frontal lobe baru dimulai pada 1842 M, yaitu ketika ubun-ubun seorang pekerja di Amerika tertusuk stik, lalu hal tersebut memengaruhi perilakunya, tetapi tidak membahayakan fungsi tubuh yang lain. Dari sini para dokter mulai mengetahui fungsi frontal lobe dan hubungannya dengan perilaku seseorang.
BACA JUGA: Benarkah Aktivitas dengan Tangan Kanan Lebih Menyahatkan? Ini Faktanya!
Terkait hal itu, Prof. Keith L Moore mengajukan argumen dengan mengatakan bahwa sebelumnya tidak ada informasi-informasi yang diketahui tentang fungsi otak—terkait keterangan tentang frontal lobe atau ubun-ubun, baik dalam buku-buku kedokteran atau apa pun sepanjang sejarah.
Namun, secara luar biasa, pembicaraan tentang hal ini telah diungkap dalam Al-Qur’an yang telah eksis sejak 14 abad yang lalu. Hal ini menunjukkan bahwa Al-Qur’an adalah ilmu Allah yang pengetahuan-Nya meliputi segala sesuatu. Wallahu a’lam bisshowab. []