Smarteen.co.id — Masa keemasan Islam memang luar biasa, ilmu pengetahuan berkembang dengan amat pesat. Banyak penemuan-penemuan baru saat itu yang kemudian keberadaannya sangat bermanfaat untuk kehidupan manusia seperti globe atau bola dunia.
Sosok muslim di balik munculnya globe adalah Al Idrisi. Nama lengkapnya, Abu Abdullah Muhammad Ibn Muhammad Ibn Abdullah Ibn Idris Ash-Sharif, lebih populer dengan nama Ash-Sharif Al-Idrisi Al-Qurtubi. Orang banyak menyebutnya Dresses. Dia Lahir di Ceuta Spanyol pada tahun 1099.
Al Idrisi menempuh pendidikannya di Cordova. Selebihnya, dia banyak bertualang untuk mempertajam pengetahuannya terutama di bidang geografi.
Al Idrisi Gemar Bertualang
Seperti ahli-ahli geografi lainnya, dia juga gemar bepergian ke tempat-tempat yang jauh termasuk ke Asia dan Afrika, untuk mengumpukan data-data geografi. Mayoritas ahli geografi muslim di masa Al Idrisi telah mampu mengukur permukaan ukuran bumi dengan akurat. Ketika itu, beberapa peta dunia juga telah dibuat, tetapi tak sesempurna karya Idrisi.
Kemasyhuran Idrisi dan kompetensinya di bidang geografi akhirnya sampai juga ke telinga Raja Roger II dari Sicilia (1129-1140 M). Roger II kemudian mengundang dan memfasilitasi Idris untuk membuat peta dunia paling baru saat itu.
BACA JUGA: Mengenal Ibnu Majid Si Singa Lautan, Navigator Ulung di Lautan
Al Idrisi menyanggupi, tetapi dia mengajukan syarat bahwa dalam peta itu dia ingin memasukkan data wilayah Sicilia yang pernah berada di bawah kekuasaan kaum muslimin sebelum Raja Roger berkuasa.
Peta pesanan sang Raja pun diwujudkan oleh Al Idrisi dalam bentuk bola dunia (globe) dari perak seberat 400 ons yang secara cermat memuat danau dan sungai, kota-kota besar, daratan, serta pegunungan.
Idrisi membedakan pula antara tanah yang subur (pertanian) dan tanah yang gersang. Dia juga memasukkan beberapa informasi tentang jarak, panjang, dan ketinggian secara tepat.
Bola dunianya itu dilengkapi dengan penulisan sebuah kitab berjudul Kitab Al Rujari (Roger’s Book) sebagai bentuk penghormatan kepada Raja Roger. Buku ini digambarkan sebagai bentuk deskripsi paling teliti dan cermat tentang peta dunia pada abad pertengahan.
Selain itu, buku tersebut juga menjelaskan keberadaan sebuah pulau yang terletak sangat jauh dan terpencil seperti Iceland (mungkin Islandia) di mana perjalanan untuk mencapai tempat itu sangat sulit karena dipenuhi dengan kabut.
Al Idrisi Gambarkan Laut Gelap dalam Bukunya
Dia juga menggambarkan tentang Laut Gelap atau yang kemudian disebut dengan Laut Atlantik. Al Idrisi berpendapat “penduduk asli yang mendiami laut itu dikenal dengan nama penduduk Inggris. Nama itu adalah sebutan untuk sebuah pulau besar di wilayah itu, yang di dalamnya juga terdapat kota-kota besar.
Buku Al Idrisi lainnya yang berjudul ‘Nuzhat al Mushtaq fi Ikhtiraq al Afat’ (Kesenangan untuk Orang-orang yang Ingin Mengadakan Perjalanan Menembus Berbagai Iklim) menjadi sebuah ensiklopedia yang berisi peta yang digambar secara mendetail dan informasi lengkap dari negara-negara Eropa.
Ringkasan buku ini dalam bahasa Arab diterbitkan di Roma pada tahun 1592 M sebelum kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Latin. Terjemahan ini kemudian diterbitkan kembali di Roma pada tahun 1619 M dengan judul yang telah direvisi menjadi ‘Geographia Nubiensis’.
Setelah menyelesaikan buku itu, Idris membuat kembali sebuah kompilasi ensiklopedia yang lebih komprehensif berjudul ‘Rawd Unnas wa Nuzhat al Nafs’ (Kenikmatan Lelaki dan Kesenangan Jiwa).
BACA JUGA: Saifuddin Qutuz, Penakluk Mitos Pasukan Mongol yang Tak Terkalahkan
Buku lainnya yaitu ‘Shifatul Arab’ (Karakter Bangsa Arab), dan ‘Kharithanul ‘Alamil ma’mur minal Ard’ (Peta Dunia) yang memasukkan wilayah Asia, Afrika, dan Eropa tempo dulu. Dalam buku ini, Al Idrisi menyebutkan adanya tujuh benua.
Beberapa karyanya telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa, di antaranya ke dalam bahasa Spanyol (1793), Jerman (1828), Prancis (1840), dan bahasa Italia (1885). [Dari Berbagai Sumber]