Smarteen.co.id — “Kita menguasai 32 arah mata angin, tirfa, zam, serta pengukuran tinggi bintang yang tidak mereka miliki (Eropa). Mereka tidak mengetahui cara kita melakukan navigasi, tapi kita bisa mengetahui apa yang mereka lakukan dalam navigasi. Kita dapat menggunakan sistem navigasi dan pelayaran dengan kapal mereka,” tutur Ibnu Majid dalam kitab yang ditulisnya.
Sobat, umat Islam punya banyak tokoh penjelajah dan ahli navigasi loh. Tidak hanya Ibnu Batutah yang banyak memberikan sumbangan karya dalam hal pemetaan dan navigasi, Ibnu Majid yang dijuluki Singa Lautan juga punya karya di bidang navigasi, terutama navigasi laut.
Nama lengkapnya adalah Ahmad Ibnu Majid. Dia terlahir di Julphar, sekarang dikenal Ras Al Khaimah, yang berada di salah satu dari tujuh Kota Uni Emirat Arab pada 1421 M. Dia juga dikenal sebagai ahli pembuat peta atau kartografer.
BACA JUGA: Perjuangan Heroik Umar Mukhtar Si Singa Padang Pasir
Muhammad Razi dalam karyanya yang bertajuk 50 Ilmuwan Muslim Populer mengungkapkan, masa hidup Ibnu Majid pada akhir abad ke-15 M, bertepatan dengan upaya penjelajah Eropa mencari jalur baru ke Asia.
Pada zamannya, dalam melakukan penjelajahan, dia sudah menggunakan kompas buatannya sendiri. Kompasnya saat itu memang belum secanggih kompas modern seperti saat ini, tetapi dengan kompasnya itu dia telah mampu untuk mengarungi Samudra Hindia, Pantai Benua Afrika, Laut Merah, Laut Tengah, dan daerah lainnya.
Lahir dari Didikan Seorang Pelaut
Keluarga Ahmad Ibnu Majid berasal dari Najd di Semenanjung Arabi. Darah pelaut mengalir di tubuhnya. Hal ini karena kakek dan ayahnya juga merupakan seorang pelaut.
Ayahnya bahkan pernah menulis buku tentang navigasi di lautan sekitar Hijaz. Dengan berbekal pengalaman melaut bersama ayahnya, Ibnu Majid semakin hebat dalam mengarungi lautan.
Nama Ibnu Majid makin dikenal tidak hanya di dunia Islam, dunia Barat pun mengakui kehebatannya. Disebutkan bahwa dia pernah membantu penjelajah Vasco da Gama dalam mengendalikan perjalanan laut dari benua Afrika ke India.
“Untuk mencapai Afrika timur, orang Portugis mencari informasi secara terus menerus (menyeberangi) Laut Arab sampai seorang pelaut berbakat Ahmad Ibnu Majid ikut terlibat dalam pekerjaan mereka,” papar Quth al-Din al-Nah ra wali (1511-1582), dalam karyanya bertajuk al-Barq al-yamani fil-fath al-Uthmani, yang dipublikasikan tahun 1892.
Ibnu Majid yang tutup usia pada tahun 1500 M telah mewariskan sederet karya yang sangat penting bagi dunia pelayaran dan kelautan.
GR Tibbetts dalam bukunya yang berjudul Arab Navigation in the Indian Ocean Before the Co ming of the Portuguese, mengungkapkan, karya terpenting dari Ibnu Majid adalah Kitab al-Fawaid fi Usul Ilm al-Bahr wal-Qawaid atau (Buku Pedoman tentang Prinsip dan Peraturan Navigasi), yang ditulisnya pada 1490 M. Buku ini tentu saja sangat bermanfaat, terutama untuk membantu orang teluk Persia menjangkau pantai India, Afrika Timur, dan tujuan lainnnya.
BACA JUGA: Mariam al-Ijliya, Muslimah Perancang Astrolabe
Kitab itu merupakan salah satu rujukan terpenting dalam bidang kelautan pada zamannya. Buku itu merupakan Ensiklopedia Navigasi yang menjelaskan sejarah dan prinsip dasar navigasi, letak bulan, macam-macam kompas, perbedaan cara berlayar di berbagai perairan, posisi bintang, jumlah angin musim, dan angin musim laut lainnya, topan, dan beberapa topik lainnya untuk navigator profesional.
Ibnu Majid menulis buku itu berdasarkan pengalaman pribadinya dan juga pengalaman ayahnya yang juga merupakan keluarga navigator terkenal, dan merupakan pengetahuan bagi generasi pelayaran Samudra India.
Selain didasarkan pada pengalamannya, semua karya Ibnu Majid juga dipadukan dengan teori-teori navigasi yang diperoleh dari buku-buku yang ditulis pendahulunya.[Dari Berbagai Sumber]