Assalamu’alaikum, Smarteen, saya punya seorang teman yang suka sekali berbohong. Dan anehnya, hal itu dia lakukan tanpa merasa bersalah sedikit pun. Apakah yang seperti itu ada indikasi dia mengalami gangguan secara psikologis? Misalnya dia pernah mengaku punya gadget terbaru merek tertentu, padahal tidak. Di lain kesempatan dia bercerita ke salah satu tempat wisata yang sedang hits, padahal saat itu dia ada di rumah. Terima kasih. [Nita. Solo. 08965055xxxx]
Diasuh oleh:
Faifda Ariani, S.Psi., Psikolog.
Psikolog Remaja
Wa’alaikumussalam, Sobat Nita. Ada beberapa gangguan psikologis yang salah satu gejalanya adalah mengatakan yang tidak sebenarnya. Namun dari satu gejala aja kita nggak bisa bilang temanmu ada gangguan psikologis.
Kadang, orang berbohong karena gengsi. Orang yang begini sebenarnya lebih kasihan daripada yang kena gangguan jiwa, Sob. Orang dengan gangguan jiwa nggak sadar kalau bohong.
Kalau bohong karena gengsi tuh sadar banget dan berusaha sekuat tenaga untuk menutupi dustanya dengan dusta yang lain, terus-menerus sepanjang hidupnya. Terus kalau ketahuan bohongnya, dia bisa dihina dan hidupnya hancur. Sedih kan Sob.
Saat ini, kita tetap bisa melakukan sesuatu supaya teman kita berkurang bohongnya. Pertama, stop pamer. Walaupun benar, bisa jadi ada orang yang mudah iri kemudian bohong karena gengsi. Gantilah kebiasan saling pamer dengan obrolan yang lebih berfaedah, misalnya tentang ulangan besok, macetnya jalanan, atau soto paling enak di kantin.
BACA JUGA: Cara Mengatasi Rasa Cemas Berlebihan
Kedua, coba deh ajak temanmu itu untuk off atau uninstall aplikasi media sosial (medsos). Siapa yang nggak salty coba lihat orang-orang pamer gadget, jalan-jalan, makanan, dan baju. Off medsos nggak jelek kok, bahkan udah banyak yang bilang itu bikin mereka lebih jujur ke diri sendiri dan orang lain.
Terakhir, Sobat bisa bilang langsung bahwa Sobat tahu dia sering bohong. Namun katakan juga bahwa Sobat sayang sama dia, nggak akan ngejek, dan tetap jadi temannya apa pun yang dimiliki atau nggak dimilikinya.
Dia mungkin akan kaget bahkan nangis, tetapi ini jauh lebih baik daripada temanmu itu memiliki kebanggaan yang rapuh berdasar kebohongan-kebohongannya. After all, we are not what we have, Sob, but we are what we do.[]