Smarteen.co.id — Merasa diremehkan saat mengendarai sepeda (kayuh) karena tak bisa memberi lampu sein saat hendak berbelok di jalan raya, membuat seorang pelajar di Solo mencetuskan ide membuat Sepeda Cerdas.
Dialah Rona Nisrina Fikri, pelajar kelas XI SMA Al Islam 1 Solo. Sepeda cerdas buatannya memiliki 3 komponen utama, yaitu sepeda cerdas, lampu sein cerdas, dan helm cerdas.
“Pada helm cerdas, terdapat sensor yang bisa menyalakan lampu sein sesuai pergerakan kepala. Jadi, misalnya kita ingin belok kanan, tinggal menoleh ke kanan, dan lampu sein kanan akan menyala otomatis,” papar Rona.
Di samping itu, tambah Rona, Sepeda Cerdas juga memiliki fitur untuk mengecek kelembapan udara, fitur kartu (tanda pengenal saat akan menaiki sepeda, semacam kunci kontak kendaraan), dan fitur jarak.
Juara I Lomba Pelajar Pelopor Keselamatan Jalan
Kreativitas siswi 16 tahun ini kemudian membawanya menjadi juara I Lomba Pelajar Pelopor Keselamatan Jalan tingkat Kota Surakarta pada 2019 lalu. Rona mengaku melewati perjalanan panjang untuk sampai ke tahap ini.
“Saya harus membuat karya tulis mengenai inovasi, alat, atau bentuk sosialisasi yang mendukung keselamatan berkendara di jalan. Kemudian, saya mempresentasikannya di depan juri dengan dua bahasa,” jelasnya.
BACA JUGA: Profil Faris Muhammad Tsaqif, Cinta Matematika Sejak Belia
Bagi Rona, berjuang untuk sebuah kompetisi merupakan hal biasa. Ia merupakan pelajar yang aktif, sehingga sudah cukup akrab dengan berbagai kesibukan di luar kelas.
“Selain lomba, saya juga ikut organisasi. Memang sih sering bentrok antara satu kegiatan dengan kegiatan lain, tapi ini justru menjadi tantangan agar saya bisa mengelola waktu dengan baik,” katanya.
Mengasah Skill dengan Banyak Kegiatan
Menurut Rona, mengikuti banyak kegiatan bisa memberi berbagai manfaat sekaligus skill yang tidak bisa diperoleh dari kelas.
Namun demikian, bukan berarti Rona tak pernah mengalami masalah akibat kesibukan yang dilakoni. Ia mengaku sempat beberapa kali mengalami masa terpuruk (down). Untungnya, sulung dari dua bersaudara ini telah memiliki resep khusus untuk menyelesaikan persoalannya.
BACA JUGA: Kamas dan SMA Al Islam 1 Surakarta Gelar Edu Expo untuk Tambah Wawasan Perguruan Tinggi
“Kalau down, biasanya saya cerita sama orang tua atau teman dekat agar mendapat nasihat yang membantu. Selain itu, saya juga sering ‘cari angin’ dulu, jalan-jalan. Setelah itu, saya tanamkan pada diri bahwa saya harus semangat, nggak boleh down lagi, karena saya punya cita-cita yang tinggi,” ungkap remaja yang bercita-cita menjadi dokter ini. [Ibnu Majah]