Smarteen.co.id — Sobat Smarteen pernah nggak sih mendengar larangan semacam ini? Saat sore tiba, biasanya waktu antara asar dan magrib, kita dilarang tidur. Alasannya beragam. Ada yang bilang bikin linglung, bisa kesambet, bakal dikuasai hal-hal jahat, dan lain sebagainya. Ada banyak mitos yang mendarah daging di masyarakat.
Faktanya, dalam Islam, sebagaimana dikutip konsultasisyariah.com, tidak ditemukan larangan yang jelas untuk tidur di waktu sore. Memang, ada beberapa hadis yang menyatakan larangan tersebut, tetapi semuanya dinilai daif (lemah)—bahkan palsu.
Sehingga tidak bisa dijadikan sebagai pedoman. Oleh sebab itu, hukum tidur di kala senja dikembalikan ke hukum asal perkara duniawi, yaitu mubah (boleh).
Namun demikian, perlu diketahui pula bahwa tidur di sore hari memiliki berbagai dampak bagi kesehatan. Beberapa di antaranya cenderung negatif. Tidur di sore hari bisa membuat badan lemas, sakit kepala, daya ingat menurun, kadar kolesterol serta risiko diabetes meningkat, dan lainnya.
Sobat mungkin pernah mengalaminya, saat habis Salat Asar tertidur dan baru bangun ketika waktu magrib tiba, rasanya aneh. Kepala pusing, uring-uringan, dan sebagainya.
Terkait hal ini, hellosehat.com telah menjabarkan beberapa alasan ilmiah mengapa tidur di sore hari dapat menyebabkan berbagai dampak negatif.
Perubahan Hormon
Tubuh kita membutuhkan hormon melatonin agar kualitas tidur baik, dan hormon tersebut biasanya dihasilkan sekitar pukul 21.00 hingga 06.00—dari malam sampai pagi.
Sehingga wajar, jika malam tiba, kita akan merasakan kantuk, sebab hormon melatonin memang dapat membuat kita mengantuk. Sementara itu, di waktu sore, tubuh kita kekurangan hormon tersebut.
Maka, saat kita—entah nekat atau tak sengaja—tertidur di sore hari, tubuh akan secara otomatis memproduksi hormon melatonin sesuai dengan waktu tidur malam. Hal ini terjadi karena otak mengira kita sudah tidur seperti biasanya (untuk jangka waktu yang sama dari malam sampai pagi).
BACA JUGA: Inilah Alasan Kenapa Kita Harus Tidur Nyenyak, Salah Satunya Bisa Cerdaskan Otak
Nah, ketika akhirnya kita terbangun pada waktu magrib, tubuh belum siap dan cukup berenergi untuk beraktivitas kembali. Pasalnya, hormon melatonin masih banyak diproduksi dalam tubuh. Karena perubahan yang tak wajar ini, otak membaca adanya ancaman dan kebutuhan untuk meningkatkan energi.
Akibatnya, otak akan memerintahkan produksi hormon stres, yaitu adrenalin dan kortisol. Di samping menambah energi dan kewaspadaan, hormon stres tersebut akan membuat kita merasa cemas dan uring-uringan.
Perubahan Jam Biologis Manusia
Jam biologis manusia (ritme sirkadian) merupakan siklus harian yang dilalui tubuh dalam satu hari. Jam tersebut mengatur berbagai fungsi dan organ tubuh secara otomatis berdasar siklus yang biasa dijalani. Jika ada perubahan terhadap jam biologis, misalnya karena tidur di waktu kita biasanya beraktivitas, tubuh akan kaget dan bingung.
Dalam kajian ilmiah, disebutkan bahwa di waktu sore dan petang hari, tubuh kita tengah berada di puncak kebugaran. Sehingga, sangat baik digunakan untuk aktivitas fisik.
BACA JUGA: Tidur dengan Kipas Angin Menyala, Baikkah untuk Kesehatan? Ini Penjelasannya!
Nah, kalau kita kemudian tidur pada waktu ini, badan justru akan sibuk menyesuaikan diri terhadap perubahan yang mendadak ini. Otot yang tadinya kuat, dipaksa untuk melemas tiba-tiba. Dampaknya, ketika kita bangun saat magrib, badan akan terasa pegal-pegal, kepala pun pusing, hingga mengalami disorientasi waktu.
So, sekalipun tak dilarang, sebaiknya kita memang tidak tidur sore-sore. Selain tidak baik untuk kesehatan, sore hari adalah waktu yang cocok untuk melakukan banyak hal bermanfaat, sebab kita tengah berada di puncak kebugaran tubuh. [Ibnu Majah/Dari Berbagai Sumber]