Rahasia di Balik Air Es dan Salju

“Ya Allah, cucilah dosa-dosaku dengan air es dan salju, dan bersihkanlah hatiku dari dosa-dosaku sebagai pakaian yang putih dibersihkan dari kotoran.” [H.R. Muslim]

Smarteen.co.id — Hadis di atas merupakan salah satu di antara doa Nabi Muhammad Saw. Aisyah Ra, juga meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad Saw berdoa, “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari azab neraka Jahanam, dari siksa kubur, dari buruknya ujian kekayaan dan kemiskinan, dan berlindung kepada-Mu dari kejahatan huru-hara Dajjal.

Ya Allah, bersihkanlah dosa-dosaku dengan air es dan salju, sucikanlah hatiku dari dosa-dosa sebagaimana pakaian putih dibersihkan dari kotoran, dan jauhkanlah dariku dosa-dosa sejauh jarak timur dan barat. Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kelambanan, kepikunan, dosa, dan utang.” [H.R. Bukhari]

Meskipun selalu diulang, tetapi jarang yang tahu fakta ilmiah di baliknya. Di antara sekian banyak benda cair, Allah jadikan air sumber kehidupan. Allah berfirman, “Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup.” [Q.S. Al-Anbiya’ (21): 30]

Berikut karakteristik air yang mampu membersihkan kotoran:

Air Memiliki Karakteristik Unik

Pertama, air terdiri dari dua atom hidrogen dan satu atom oksigen terhubung dengan ikatan kovalen polar. Polaritas ini memberi air karakteristik berbeda dan unik, serta tidak dimiliki cairan jenis lain. Hal ini mengakibatkan beberapa perubahan dalam karakteristik fisiknya.

BACA JUGA: Siapa ‘Panji-Panji Hitam’ Pembawa Kejayaan Islam?

Air disebut bahan pelarut umum (kimiawi) berkemampuan besar memecahkan banyak zat ion karena molekul polar air menyerang kristal campuran jika ia kualitas ion. Ia mengisolasi kristal-kristal yang tertarik di dalam kisi kristal.

Hasilnya, daya tarik yang bersifat mutual antara molekul polar air dan ion. Daya tarik antara ion-ion itu terjadi di dalam kristal, dan sebagai hasilnya zat-zat yang terurai itu terpisah dari molekul-molekul air.

Doa ini menganalogikan dosa dengan kotoran. Lalu, bagaimana prosesnya?

Ketika noda dan kotoran menempel pada kain, berlangsunglah daya tarik antara kain dan kotoran. Air menembus noda dan membasahi kain. Kualitas polar dan kapiler pada air lantas membuat kotoran larut. Caranya, air mengisolasi ion satu dan lainnya, hingga kekuatan perekat ion menjadi lemah. Terutama zat yang larut dalam air.

Jika noda bersifat lemak yang tidak larut dalam air, maka air terpental dalam bentuk bola-bola yang tidak membasahi permukaan kain. Karenanya, kotoran harus dicuci dengan air dan sabun.

Sabun mengurai tegangan permukaan air. Saat sabun menyebar, dia akan bereaksi dengan lemak membentuk emulsi lemak, meningkatkan daya tarik air dan noda lebih kuat, sehingga kotoran lepas dari kain.

Namun, doa di atas berbeda, yaitu dengan air es. Bagaimana bisa?

Sebagian kotoran ada yang tidak bisa dibersihkan dengan air atau air dan sabun, misal noda lilin pada pakaian. Namun, ketika sepotong es diletakkan di atasnya, maka suhu dingin mendekatkan molekul-molekulnya dan membuat daya lekat noda dan pakaian berkurang, sampai akhirnya terlepas dari pakaian.

Sama halnya dengan salju. Kotoran membandel dapat dikurangi rekatannya dari pakaian. Pengurangannya (salju) lebih kuat dibandingkan dengan es, sehingga kotoran terpisah dan hilang.

BACA JUGA: 5 Keistimewaan yang Diberikan Allah pada Unta

Doa ini menganalogikan dosa dengan kotoran yang harus dicuci dengan air. Sedangkan kotoran yang tidak bisa hilang, dihilangkan dengan salju agar tidak lagi tersisa.

Rasulullah Saw bersabda, “Bagaimana pendapat kalian jika di depan pintu salah seorang dari kalian terdapat sungai, lalu dia mandi di dalamnya lima kali sehari. Apakah masih tersisa kotoran padanya?”

Mereka menjawab, “Tidak akan tersisa sedikit pun kotoran padanya.” Lalu Nabi bersabda, “Itulah perumpamaan salat lima waktu. Allah akan menghapus dosa-dosa dengannya.” [H.R Bukhari]

Dalil lain ini menjelaskan bahwa air merupakan sarana pembersih kotoran dan dosa. Mahasuci Allah yang mengajari Nabi yang ummi hakikat ilmiah ini. []

About admin

Check Also

Merayakan Kemerdekaan ke-79 ala Generasi Muda

Smarteen – Tujuh puluh sembilan tahun telah berlalu sejak Bapak Proklamator, Ir. Soekarno, membacakan naskah Proklamasi …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *