nilai kepahlawanan

Cara Tanamkan Nilai Kepahlawanan dalam Kehidupan Sehari-hari

Smarteen.co.id — Tanggal 10 November, sebagaimana yang Sobat semua ketahui, telah ditetapkan sebagai Hari Pahlawan Nasional. Pada hari tersebut, sudah selayaknya kita mengenang jasa-jasa para pahlawan—meski sebenarnya di hari lain pun kita juga harus selalu melakukannya. Sosok pahlawan begitu berjasa bagi bangsa dan negara ini. Perjuangannya begitu luar biasa demi Tanah Air tercinta.

Di era milenial, kita memang tak bisa lagi menjadi seorang pahlawan pejuang kemerdekaan. Sebab saat ini kita sudah merdeka. Namun demikian, kemerdekaan ini harus senantiasa dirawat agar perjuangan para pahlawan pendahulu tak menjadi sia-sia.

Nah, untuk merawat kemerdekaan, salah satunya bisa kita lakukan dengan menyemai nilai-nilai kepahlawanan pada diri kita dalam kehidupan sehari-hari. Apa saja itu? Yuk simak uraian berikut ini!

nilai kepahlawanan

Menjadi Manusia yang Memiliki Empati

Empati adalah turut merasakan apa yang sedang dialami orang lain. Dalam kehidupan ini, jangan selalu ‘melihat ke atas’ saja. Kamu sesekali juga harus ‘melihat ke bawah’ dan keadaan sekitar. Hal ini dapat melatih rasa empati kamu, sekaligus akan membuatmu mudah merasa bersyukur. Kamu akan sadar bahwa hidupmu sudah jauh lebih baik dengan segala yang kamu miliki. Di luar sana, masih banyak orang yang tidak seberuntung dirimu.

Saat rasa empati telah muncul, hal ini dapat mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu, demi kebaikan bersama. Tentunya hal ini sesuai dengan nilai kepahlawanan yang perlu dilestarikan.

Peduli dan Rela Berkorban

Pahlawan adalah sosok yang peduli dan rela berkorban. Kalau kamu ingin menanamkan nilai kepahlawanan dalam kehidupan sehari-hari, kamu pun perlu menjadi sosok yang demikian.

BACA JUGA: Ayo Jadi Remaja yang Menginspirasi Orang Lain!

Hal ini tak lepas dari proses memunculkan empati dalam diri. Jika kamu sudah berempati, kamu akan kian peduli dengan orang lain. Ada dorongan untuk membantu mereka yang membutuhkan, sekalipun dirimu sendiri sebenarnya juga masih perlu bantuan.

Jika kamu benar-benar telah mewujudkan dorongan tersebut menjadi suatu tindakan nyata, maka sikap rela berkorban sudah mulai tumbuh dalam dirimu. Orang lain yang membutuhkan adalah prioritas yang harus diutamakan. Di sini, kamu seolah diuji; mengutamakan orang lain atau diri sendiri.

Ketika kamu rela mengutamakan kepentingan orang lain di atas kepentingan pribadi, maka nilai kepahlawanan yang luar biasa telah tertanam dalam sanubarimu. Berbahagialah!

Namun demikian, bukan berarti kamu tak boleh memikirkan kepentinganmu sendiri. Dirimu tetap harus kamu utamakan juga, tetapi cukup sewajarnya, jangan berlebihan hingga membuatmu menjadi egois dan abai dengan keadaan sekitar. Sikap bijak amat diperlukan di sini.

Bersikap Tulus dalam Melakukan Berbagai Hal

Sikap tulus juga merupakan rangkaian dari nilai-nilai kepahlawanan yang harus kamu miliki. Setelah peduli dan rela berkorban, kamu harus memiliki sikap tulus—bahwa semua yang telah kamu lakukan itu benar-benar untuk membantu, kamu tak mengharap imbalan apa pun atasnya. Ikhlas.

Sikap ini penting, tetapi sulit untuk dimiliki. Tak bisa dipungkiri bahwa segala sesuatu yang dilakukan di dunia ini biasanya untuk mengharap imbalan yang sepadan atau bahkan lebih. Dalam hal-hal tertentu, memang tak masalah. Saat jual-beli, misalnya. Asal kedua belah pihak telah sepakat, mengambil keuntungan dari sesuatu yang dijual pun diperbolehkan.

BACA JUGA: Cara Menentukan Cita-Cita yang Sesuai dengan Potensi Kita

Namun demikian, dalam kehidupan ini, ada hal-hal yang tak bisa diperhitungkan. Berbuat baik kepada seseorang, peduli, rela berkorban, merupakan hal-hal yang harus disertai ketulusan agar menjadi sempurna.

Sikap tanpa pamrih ini bisa dilatih, misalnya dengan ‘menutup mata’ terhadap kebaikan yang telah dilakukan sekaligus tak mengumbar hal tersebut secara berlebihan.

Jika ini berhasil kamu lakukan, nilai-nilai kepahlawanan pada dirimu sedikit demi sedikit telah mulai bersemi. Kehidupanmu pun tentu akan jauh lebih indah dan bermakna. []

About Ibnu Majah

Check Also

Merayakan Kemerdekaan ke-79 ala Generasi Muda

Smarteen – Tujuh puluh sembilan tahun telah berlalu sejak Bapak Proklamator, Ir. Soekarno, membacakan naskah Proklamasi …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *