Kisah Ulama yang Enggan Menolong, Rasulullah Pun Peringatkan Lewat Mimpi

Smarteen.co.id — Sobat, rahasia takdir manusia memang tak bisa ditebak. Ada orang miskin yang mendadak jadi kaya dan populer. Ada orang yang kaya raya mendadak jatuh miskin.

Saat kehidupan manusia berada di roda bawah, adakalanya dia harus merasa prihatin, ikhlas, dan sabar. Begitupula sebaliknya, saat manusia berada di atas, seharusnya dia merasa qonaah (cukup), mengingat dirinya pernah berada di bawah.

Banyak orang kaya harta dan dermawan. Namun, tak sedikit pula orang kaya yang kikir. Yang perlu menjadi perhatian yaitu saat seseorang merasa bisa membantu, maka bantulah. Jika tidak mampu, maka tinggalkanlah.

Sangat tidak baik jika sampai melukai seseorang yang membutuhkan bantuan. Seperti dalam suatu kisah yang pernah diceritakan seorang ulama yang ditegur Rasulullah Saw melalui mimpi.

BACA JUGA: 5 Aturan Hidup Bahagia buat Kamu yang Ingin Jadi Manusia Bahagia

Pada suatu hari, ulama itu diketahui sedang istirahat seusai menyampaikan materi dakwahnya di masjid. Kemudian datanglah seorang perempuan tua tidak jelas asal usulnya serta lusuh pakaiannya mendekati sang ulama. 

“Bantulah aku wahai hamba yang dimuliahkan Allah. Sepeninggal suamiku, keluarga terpecah belah, anak-anakku bergulat dalam pembagian harta, sekarang ini aku tidak punya tempat tinggal dan apa-apa lagi. Sudikah kiranya Anda dapat memberikan tempat tinggal untukku,” ujar perempuan itu.

Ulama itu meragukan perkataan perempuan tersebut, “Mana buktinya kau sudah kehilangan seluruh hartamu?”

Merasa menjadi orang asing, perempuan tadi tidak bisa menjawab pertanyaan sang ulama karena ia tidak dikenali di daerah tersebut. Ia kemudian pergi meninggalkan sang ulama dengan perasaan sedih.

Di tengah jalan, ia bertemu dengan orang Majusi hingga berceritalah keluh kesahnya mengenai keluarganya pada sang Majusi. Orang Majusi itu akhirnya memberikan uang, pakaian bahkan tempat tinggal untuknya.

Di malam hari, sang ulama bermimpi berada di hamparan padang pasir yang amat luas. Ia sendiri memahami bahwa sedang berdiri di padang mahsyar. Sang ulama tadi bingung dan tidak tahu harus berbuat apa karena di sana ia tidak hanya seorang diri. Ada ribuan orang yang sedang berkumpul bahkan bertanya-tanya.

Sesaat kemudian, beberapa orang berlarian menuju arah bendera yang terlihat seperti bendera Nabi Isa. Di arah lain, ada cahaya terang yang dilihatnya, kemudian ia berlari ke arah cahaya tersebut. Ternyata yang dilihat adalah Nabi Ibrahim.

“Bukan, bukan bendera ini yang aku cari,” gumamnya.

BACA JUGA: Kisah Unik Ini Buktikan Bahwa Bisnis adalah tentang Bagaimana Kita Menangkap Peluang

Dia terus berlarian dengan kebingungan karena tidak tahu tujuan hatinya. Sesaat kemudian, dari kejauhan  dia melihat di atas bukit ada bendera yang bercahaya lagi. Dalam hatinya ia meyakini bahwa itu adalah bendera Rasulullah Saw. Ia kemudian berlari sekuat tenaga.

“Wahai kekasih Allah, aku ini adalah umatmu yang senantiasa beribadah kepada Allah dan menyampaikan  kepada kaumku sebagaimana Rasulullah menyampaikan rahmat kepada umatnya. Maka dari itu Ya Rasulullah, berilah syafaatmu untukku agar aku menjadi orang yang beruntung,” pintanya memohon kepada Rasulullah.

Saat itu pula Rasulullah menjawab, “Mana buktinya kau adalah umatku?” Rasulullah lalu menunjukkan taman indah dan gedung megah di surga. “Lihat ini! Seharusnya aku berikan ini semua untukmu. Karena kau tidak menolong janda dan anak yatim itu, aku berikan semua ini untuk orang Majusi,” tegur Rasulullah Saw hingga membuat ulama terbangun.

Jantung sang ulama berdegup kencang, tubuhnya bercucuran keringat karena ketakutan. Ia menyadari, bahwa pertanyaan Rasulullah yang ada dalam mimpi adalah teguran yang ditujukan untuknya.

Keesokan harinya, sang ulama keluar rumah untuk mencari perempuan yang belum sempat ditolongnya kemarin. Ia mendatangi dari pintu tetangga yang satu ke pintu lainnya sampai akhirnya bertemu dengan Majusi.

“Ikutlah bersamaku,” pinta Lelaki itu kepada perempuan yang dicarinya. Sedangkan orang Majusi tidak mau menyerahkannya.

“Aku akan beri kau ribuan dinar asal kau mau menyerahkannya,” rayu sang ulama lagi meskipun pada akhirnya orang Majusi tetap tidak menyerahkannya.

“Perempuan ini adalah orang Islam. Seharusnya yang menolongnya adalah sesama muslim juga!” gumamnya dalam hati.

BACA JUGA: Tahapan Cinta Luar Biasa

Orang Majusi itu lalu bercerita, tadi malam aku bermimpi bertemu Rasulullah saw. Beliau berkata bahwa beliau akan memberikan kepadaku surga yang semula akan diberikan kepadamu.

Ketahuilah bahwa pagi ini ketika aku terbangun, aku langsung masuk Islam dan menjadi pengikut Rasulullah Saw karena aku telah menunjukkan bukti bahwa aku adalah salah seorang pecintanya.

Lelaki Majusi itu telah menunjukkan bukti kecintaannya kepada Rasulullah saw dengan memberikan pertolongan kepada orang yang memerlukan.

Dari cuplikan kisah di atas kita bisa mengambil ibrah bahwa saat ingin menolong seseorang tidak perlu mencari-cari kelemahannya, mengungkit latar belakangnya. Tulusnya seseorang saat membantu seseorang bisa dilihat dengan cara tidak menawarkan syarat.[]

About admin

Check Also

Merayakan Kemerdekaan ke-79 ala Generasi Muda

Smarteen – Tujuh puluh sembilan tahun telah berlalu sejak Bapak Proklamator, Ir. Soekarno, membacakan naskah Proklamasi …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *