Smarteen – Kesibukan akademik dan organisasi di sekolah tidak menjadi penghalang bagi Tsamara Alfia Thasiru, salah satu siswi SMA IT Nur Hidayah Sukoharjo, untuk menyalurkan hobinya melalui berbagai perlombaan non-akademik, baik yang diselenggarakan oleh sekolah maupun di luar sekolah.
Bermula dari keikutsertaan Tsamara dalam berbagai lomba mendongeng di bangku sekolah dasar, mengantarkannya menjadi Juara 1 Putri Lomba Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Seni Islami (MAPSI) ke-21 Cerita Islami Tingkat Kota Surakarta pada tahun 2017, serta Juara 1 Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) Lomba Mendongeng SMP Negeri Swasta Kabupaten Sukoharjo pada tahun 2021.
Sekitar 14 kejuaraan lainnya telah Tsamara raih pula, di antaranya Juara 2 Lomba Dai Cilik Olimpiade Mata Pelajaran ke-4 SMP IT Nur Hidayah Surakarta, Juara 1 Lomba Orasi Kemerdekaan SMP IT Taqiyya Rosyida tahun 2021, Juara 1 Lomba Puisi Tingkat Nasional Lentera Production tahun 2021, dan masih banyak lagi.
Sederet kejuaraan itu tidak Tsamara raih dengan instan, ada banyak halang rintang yang ia temui dalam perjalanannya. Seperti kebanyakan orang yang grogi, gugup, dan takut berbicara di depan umum, Tsamara turut mengalaminya. Tidak jarang, ia merasa takut jika salah ataupun berbelit saat berbicara. Beberapa kali pula Tsamara mengalami kegagalan dalam lomba yang ia ikuti. Sedih dan kecewa tentunya ia rasakan, bahkan muncul rasa takut untuk mencoba lomba kembali.
Namun, Tsamara menghadapi semua halang rintang yang ia temui. Ia atasi grogi dan rasa takut berbicara di depan umum dengan yakin kepada diri sendiri dan berusaha tetap tenang. Tsamara menuturkan bahwa dengan tetap tenang akan meningkatkan konsentrasi dan fokus terhadap apa yang akan ia sampaikan kepada penonton.
Selain itu, meski rasa sedih kerap muncul saat ia mengalami kegagalan dalam lomba, ia mencoba untuk tetap berprasangka baik dan menerima takdir tersebut dengan lapang. Ia yakin ada berbagai hikmah di balik sebuah kegagalan. Dari kegagalan tersebut pula ia belajar untuk lebih ikhlas, husnuzan, serta bangkit dari kekalahan.
Berbagai kejuaraan tersebut Tsamara raih dengan belajar secara autodidak. Selain melalui sekian banyak latihan dan persiapan yang matang, ia tidak lupa untuk selalu melibatkan Allah Swt dalam setiap prosesnya.
“Di saat kita melibatkan Allah, maka insyaallah akan dipermudah,” ujarnya. Meski begitu, Tsamara tidak pernah mematok standar tinggi dalam setiap perlombaan yang ia ikuti, karena baginya yang terpenting adalah menikmati perjuangannya dalam berproses dan bertumbuh.
Ada banyak hal positif yang Tsamara rasakan usai mengikuti berbagai lomba. Ia merasa semakin bersyukur atas kelebihan serta kekurangan yang Allah Swt berikan, sehingga ia bisa terus memaksimalkan serta memperbaikinya.
Banyak mengikuti lomba juga membangun dan meningkatkan kepercayaan diri. Bagi Tsamara, hal tersebut penting untuk menjalani kehidupan. Terakhir, berbagai kejuaraan tersebut menjadi pengingat baginya saat sedang berada dalam titik terendah dalam hidup.
“Waktu aku lagi capek-capeknya atau merasa hidup ini nggak ada gunanya, aku melihat, wah, aku pernah loh dapat juara ini, aku bisa loh menghadapi dan melalui semua prosesnya. Perasaan itulah yang bikin semangat aku balik lagi dan tetap bertahan hidup,” jelas Tsamara.
Di akhir, Tsamara memberikan sedikit pesan bagi teman-teman yang masih merasa ragu dan takut untuk mencoba mengikuti lomba. “Ikut lomba itu bukan untuk jadi pemenang, tapi untuk membuktikan bahwa kita bisa menjadi lebih baik dari sebelumnya dan memanfaatkan segala potensi yang sudah Allah Swt kasih untuk kita,” ungkapnya.
Tsamara melanjutkan, “Kalau kita yakin sama diri kita, insyaallah akan Allah Swt mudahkan. Intinya, perbaiki dulu niatnya, dikerasin usahanya, jangan lupa tawakkal dan banyak beribadah kepada Allah Swt.” <>
TEEN JOURNALIST
Arina Rasyada
SMAIT Nur Hidayah Sukoharjo