Ar-Razi

Zakariyya ar-Razi, Ilmuwan Muslim Serbabisa yang Klasifikasikan Zat Kimia Jadi 3 Bagian

Smarteen.co.id — Kita patut berbangga menjadi umat Islam, sebab punya banyak panutan dari ilmuwan-ilmuwan muslim masa lampau yang punya karya besar sepanjang sejarah.

Di bidang ilmu kedokteran misalnya, kita mengenal Ibnu Sina (Avisena), Ibnu Rusydi (Averoes), Ibnu Thufail, dan masih banyak lagi. Ada lagi nama ilmuwan muslim yang cukup tersohor di bidang medis, lho. Ia adalah Zakariyya ar-Razi atau ar-Razi.

Nama lengkapnya adalah Abu Bakr Muhammad Ibnu Zakariyya ar-Razi. Di dunia Barat, ia dikenal dengan nama Razhes. Ia merupakan ilmuwan muslim pertama yang menulis tentang medis.

Lahir di Rayy, Teheran pada 251 H/865 M, ar-Razi sejak muda telah mempelajari filsafat, kimia, matematika, dan kesastraan. Nama Razi-nya berasal dari nama Kota Rayy. Kota tersebut terletak di lembah selatan jajaran Dataran Tinggi Alborz yang berada di dekat Teheran, Iran.

Saat masih kecil, ar-Razi tertarik menjadi penyanyi atau musisi, tetapi kemudian ia lebih tertarik pada bidang Alkemi.

Pada umurnya yang ke-30, ar-Razi memutuskan untuk berhenti menekuni bidang Alkemi karena berbagai eksperimen yang menyebabkan matanya menjadi cacat. Ia kemudian mencari dokter yang bisa menyembuhkan matanya, dan dari sinilah ar-Razi mulai mempelajari ilmu kedokteran.

Ar-Razi

Ia belajar ilmu kedokteran dari Ali ibnu Sahal at-Tabari, seorang dokter dan filsuf dari Merv (situs kuno di Asia Tengah). Dahulu, gurunya merupakan seorang Yahudi yang kemudian berpindah agama menjadi Islam setelah mengambil sumpah untuk menjadi pegawai kerajaan di bawah kekuasaan khalifah Abbasiyah, al-Mu’tashim.

Pada 907 M, ar-Razi memutuskan kembali ke kota kelahirannya di Rayy. Saat itu ia dipercaya untuk memimpin sebuah rumah sakit di sana. Ia dikenal sebagai dokter yang baik dan tidak membebani biaya pada pasien yang berobat kepadanya. Kemudian, ia juga sempat mendapat amanah untuk memimpin sebuah rumah sakit di Bagdad.

Klasifikasikan Zat Kimia Jadi Tiga Bagian

Ar-Razi adalah saintis pertama yang berhasil mengklasifikasikan berbagai macam zat kimia ke dalam tiga bagian, yakni mineral-mineral, tumbuh-tumbuhan, dan hewan-hewan. Pengelompokan ini didasarkan pada asumsi bahwa hewan-hewan dan tumbuh-tumbuhan juga mengandung dan tersusun unsur-unsur kimia.

Menurut konsepsi ar-Razi di atas, golongan logam dibagi lagi menjadi jiwa, tubuh, batu, vitriol (garam sulfat), boraks, dan garam.

Benda-benda yang mudah menguap (volatil) dan yang sulit menguap (non-volatil) pun dipisahkannya. Volatil masuk ke dalam golongan tubuh, sedangkan non-volatil masuk ke dalam golongan jiwa atau spirit. Spirit d sini meliputi Sulphur (S), Mercury (Hg), Arsenic (As), dan Samiac (batu bara, ragi, dan zat lemak).

BACA JUGA: Aziz Sancar, Ilmuwan Muslim Modern Peraih Nobel Kimia

Di samping itu, ar-Razi juga merupakan dokter pertama yang menerapkan ilmu kimia dalam bidang kedokteran, sampai-sampai disebut bahwa ia pernah mengobati penyakit seseorang melalui reaksi kimia yang terjadi dalam tubuh pasien.

Ia pulalah dokter pertama yang menyatakan bahwa kondisi jasmani itu banyak terpengaruh oleh kestabilan jiwa, yang merupakan ciri teori ilmu kedokteran modern. Ia juga menemukan sejenis minyak kolonye yang disarikan dari sejenis tumbuh-tumbuhan.

Selama hidupnya, ar-Razi banyak mengarang karya-karya ilmiah. Salah satu karyanya yang terkenal adalah Comprehensive Book yang mencakup semua pengetahuan medis Timur Tengah, India, dan Yunani.

Selain itu, ia juga mengarang buku-buku ilmiah yang jumlahnya tak kurang dari 200 buah. Salah satu di antaranya adalah Al-Hawi (tidak menyeluruh) yang terdiri dari 20 jilid.

Ilmuwan Serbabisa

Sebagai dokter utama di rumah sakit di Bagdad, ar-Razi merupakan orang pertama yang membuat penjelasan seputar penyakit cacar. Dalam salah satu karyanya, ia memberikan informasi yang menarik perhatian para peneliti, yaitu tentang small-pox (penyakit cacar).

Untuk jasa ini, ia dianggap sebagai sarjana yang mula-mula meneliti penyakit tersebut. Ar-Razi membedakan penyakit cacar menjadi cacar air (variola) dan cacar merah (vougella).

Buku ar-Razi yang berjudul Al-Judari wal-Hasbah (Cacar dan Campak) merupakan buku pertama yang membahas tentang cacar dan campak sebagai dua wabah yang berbeda. Buku ini kemudian diterjemahkan belasan kali ke dalam bahasa Latin dan bahasa Eropa lainnya.

Selain itu, masih banyak penemuan ar-Razi dalam bidang kedokteran yang sangat bermanfaat hingga saat ini, seperti pengobatan dengan pemanasan syaraf untuk kepala pening, mendiagnisa darah tinggi, pengobatan mirip akupuntur dengan cara penusukan noktah-noktah tertentu pada tubuh dengan besi-besi pipih runcing yang telah dipanaskan dengan minyak mawar atau minyak cendana.

BACA JUGA: Mengenal Ibnu Majid Si Singa Lautan, Navigator Ulung di Lautan

Bahkan, tentang salah satu sistem pengobatan tercanggih ar-Razi kala itu, Doktor Winston pernah berkomentar, “Ar-Razi mengobati penyakit kronis dengan cara seperti yang kita terapkan dewasa ini, dan ia juga telah melakukan penjahitan pada luka-luka yang terbuka.”

Ar-Razi wafat pada 313 H/925 M. Selama hidupnya ia dikenal sebagai ilmuwan serbabisa dan dianggap sebagai salah satu ilmuwan terbesar dalam Islam. []

About Ibnu Majah

Check Also

Merayakan Kemerdekaan ke-79 ala Generasi Muda

Smarteen – Tujuh puluh sembilan tahun telah berlalu sejak Bapak Proklamator, Ir. Soekarno, membacakan naskah Proklamasi …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *