cara rasulullah hilangkan penat

Beberapa Hal yang Jadi Hiburan ala Rasulullah untuk Hilangkan Penat

Smarteen.co.id — Siapa sih yang nggak suka hiburan? Sebagian besar orang pasti menyukainya. Apalagi, kalau hiburan itu menyenangkan dan bisa bikin penat hilang. Entah dengan mendengarkan musik, menonton film, bermain sesuatu, dan sebagainya.

Nah, saat ini jenis hiburan memang kian beragam. Coba saja tengok di kota-kota besar, segala bentuk sarana hiburan tersedia. Hiburan juga tersaji di rumah, ada seperangkat teknologi maju yang siap melayani kebutuhan si empunya. Menonton televisi, mendengarkan radio, bermain komputer, bisa dilakukan kapan saja. Semua itu bisa menghadirkan kesenangan maupun kegembiraan.

Kalau di zaman Rasulullah dulu, bagaimana ya jenis hiburannya? Sobat Smarteen penasaran nggak sih? Atau, jangan-jangan zaman dulu nggak ada huburan? Lantas, bagaimana cara mereka melepas penat dan kebosanan, ya? Hm

Smarteen telah merangkum dari berbagai sumber, yang menyebut bahwa di zaman dulu pun ada berbagai jenis hiburan. Simak terus, ya!

cara rasulullah hilangkan penat

Dorong Giat Beribadah

Dikutip Republika.co.id, menurut Yusuf Al-Qaradhawi dalam bukunya Halal dan Haram, pada masa Nabi Muhammad Saw, mendengar puisi, musik, atau bermain, juga menjadi bagian hidup. Saat itu umat tak hanya menjalani rutinitas ibadah. Mereka juga menjalani kegiatan yang membawa kegembiraan.

“Rasulullah bukan sosok yang kaku. Beliau sangat cinta kepada kegembiraan dan apa saja yang dapat membawa pada kegembiraan itu,” ujar Al-Qaradhawi. Namun demikian, ada panduan yang ditetapkan Rasulullah dalam berhibur. Semua harus dilakukan seperlunya saja, tak boleh berlebih-lebihan.

Dilansir sebuah sumber, ada beberapa macam permainan dan seni hiburan yang disyariatkan Rasulullah untuk kaum muslimin, guna memberikan kegembiraan dan hiburan. Hal itu dapat mendorong diri untuk lebih giat ibadah dan melaksanakan kewajiban, serta lebih banyak mendatangkan ketangkasan. Inilah beberapa hiburan tersebut.

BACA JUGA: Masih Tersimpan, Inilah 9 Pedang Rasulullah yang Legendaris

Dimulai dari lomba lari cepat. Rasulullah pernah mengadakan pertandingan lari dengan istrinya guna memberikan pendidikan kesederhanaan dan kesegaran. Aisyah mengatakan, “Rasulullah bertanding dengan saya dan saya menang. Kemudian saya berhenti, sehingga ketika badan saya menjadi gemuk, Rasulullah bertanding lagi dengan saya dan ia menang, kemudian ia bersabda, “Kemenangan ini untuk kemenangan saat itu.” [H.R. Ahmad dan Abu Daud]

Di samping itu, Rasulullah juga pernah menganjurkan kepada umatnya agar menghibur diri dengan kegiatan memanah, berenang, dan juga berkuda. Hal ini sesuai dengan hadis riwayat Bukhari dan Muslim, “Ajarilah anak-anak kalian berkuda, berenang dan memanah.”

Dimulai dengan Niat Baik

Ya, cara menghibur diri di zaman Rasul, selain dengan beribadah, adalah dengan melakukan berbagai aktivitas olahraga. Namun, aktivitas lain seperti mendengarkan musik juga pernah dilakukan. Meski hal tersebut menimbulkan berbagai perdebatan di antara ulama, tetapi sebuah sumber menyebut bahwa berdasar hadis riwayat Bukhari dan Muslim, semua perbuatan harus disertai niat. Tiap-tiap orang akan dinilai menurut niatnya. Dalam menafsir hadis ini, Al-Qaradhawi menegaskan, orang yang mendengarkan nyanyian atau musik dengan niat bermaksiat pada Allah, maka dia fasik.

BACA JUGA: Jangan Ada Prank di Antara Kita

Namun, mereka yang punya niat menghibur hati supaya bisa terus berbakti pada Allah, maka dia adalah orang yang taat dan berbuat baik. Singkat kata, musik harus diposisikan untuk tidak bertentangan dengan etika Islam. Demikian pula pada jenis hiburan yang lainnya, semisal menonton film di bioskop.

Selanjutnya, Rasulullah juga pernah membuat berbagai candaan untuk menghibur diri dan umatnya. Namun, candaan beliau senantiasa berisi kebenaran, bukan kabar bohong.

Beliau pun melarang kita untuk tertawa secara berlebihan, sekalipun dalam konteks candaan ataupun dalam rangka menghibur diri. “Dan janganlah terlalu banyak tertawa. Sesungguhnya terlalu banyak tertawa dapat mematikan hati.” [H.R. Tirmidzi]. []

About Ibnu Majah

Check Also

Merayakan Kemerdekaan ke-79 ala Generasi Muda

Smarteen – Tujuh puluh sembilan tahun telah berlalu sejak Bapak Proklamator, Ir. Soekarno, membacakan naskah Proklamasi …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *