Smarteen.co.id — Dalam hidup, ketika seseorang mulai mengikhtiarkan sesuatu, kemungkinan yang akan terjadi ada dua; berhasil atau gagal. Sejatinya, keberhasilan atau kegagalan adalah hal yang biasa. Kalaupun kita gagal pada satu hal, ada berbagai keindahan lain yang telah dipersiapkan Allah untuk kita.
Untuk itu, Smarteen berbincang dengan seorang ustaz muda berbakat, penulis buku, dan salah satu pemeran film Tausiyah Cinta, sekaligus mahasiswa pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, Kak Zaky Ahmad Rivai. Kira-kira, seperti apa ya tanggapannya seputar liku-liku kehidupan remaja? Yuk kita simak!
Setiap manusia punya kelebihan dan kekurangan, bagaimana cara agar kita bisa berdamai dengan diri sendiri atas berbagai kekurangan yang dimiliki?
Kalau anak-anak atau remaja, memang tidak bisa membangun diri sendirian. Mereka harus ditolong oleh berbagai pihak—entah itu teman, guru, orang tua, atau yang lain.
Bentuk pertolongan itu, yang paling penting, adalah menanamkan pada remaja bahwa dirinya merupakan ciptaan Allah yang terbaik. Allah kan sudah berfirman dalam Alquran Surah At-Tin ayat 4, “Laqod kholaqnaal-insaana fii akhsani taqwiim (Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya).”
Ya sudah apa yang ada ini kita terima, kita syukuri. Dan yang pasti, remaja harus belajar untuk selalu berpikir positif atas segala nikmat yang Allah berikan, baik itu berupa anugerah ataupun musibah.
Ketika seseorang mendapat suatu kenikmatan, tentu ia akan bahagia. Nah, bagaimana cara agar ia tidak berlebihan dalam menyikapi suatu kebahagiaan?
Supaya tidak berlebihan, pertama kita harus senantiasa memuji Allah ketika mendapat kebahagiaan, Alhamdulillahirabbil’alamin. Ini adalah salah satu cara supaya kita tidak sombong, karena semua nikmat dan kebahagiaan adalah dari Allah Swt.
BACA JUGA: Cara Mencintai Diri Sendiri dengan Mengenali Kelebihan dan Kekurangan Diri
Kedua, kita harus menyadari bahwa semua yang kita terima ini tidak serta-merta menjadi milik kita sepenuhnya. Semua hanya titipan Allah, dan suatu waktu kita harus mengembalikan kepada-Nya.
Bagaimana cara untuk menyemangati teman kita supaya dia bisa menerima kekurangan yang dimiliki, dan berdamai dengan diri sendiri?
Kalau soal mengajak kan kesadaran masing-masing, yang pasti remaja harus punya komunitas atau perkumpulan yang baik. Artinya, mumpung masih muda kita harus aktif dan punya cara untuk melakukan kebaikan, salah satunya ya dengan bergabung dalam komunitas-komunitas baik, bisa Rohis atau komunitas apapun yang baik.
Jadi, untuk mengingatkan atau menyemangati teman agar dia menerima kondisi diri—bagaimana pun keadaannya, kita bisa mengajaknya untuk masuk ke dalam komunitas dulu. Lewat komunitas itu kita bisa menyampaikan hal-hal yang bisa membuatnya lebih menghargai diri dan mensyukuri segala nikmat yang diberikan Allah, apa pun bentuknya.
Bagaimana cara membuat remaja agar tidak trauma atas kegagalan yang pernah dialami, sehingga tetap berani mencoba hal-hal baru lagi?
BACA JUGA: Ingat, Setiap Orang Punya Kelebihan dan Kekurangan Masing-Masing
Perlu dibiasakan untuk berkompetisi, mengikuti berbagai perlombaan, baik pada bidang keahlian ataupun bukan pada bidang keahlian. Hal ini diperlukan supaya remaja bisa merasakan bahwa dalam hidup ini ada kalah-ada menang, ada berhasil-ada gagal, sehingga yang namanya kegagalan itu sesuatu yang wajar dan bisa terjadi pada siapa saja.
Dengan demikian, mental remaja akan terdidik untuk tidak takut gagal, sehingga ia akan selalu berani mencoba dan terus mencoba sesuatu yang baru. [Ibnu Majah]