Perang Uhud
Sumber: Karyahusein.com

Cara Para Sahabat Rasulullah Habiskan Masa Remaja

Smarteen.co.id — Saat perang Uhud, Rasulullah mempunyai kebijakan tidak menyertakan anak-anak di bawah umur (di bawah 14 tahun). Ada 14 orang yang tidak diizinkan untuk berangkat berperang.

Namun di antara mereka ada seorang pemuda yang beruntung, dia adalah Rafi’ bin Khadij. Dia dikenal sebagai archer, pemanah ulung. Ya, panah untuk berperang, bukan panah cupid dalam asmara.

Pengecualian tersebut didengar oleh remaja lain bernama Samurah bin Jundub, dia pun melapor kepada ayah tirinya. Samurah mengklaim bahwa dirinya merupakan pegulat ulung yang dulu pernah mengalahkan Rafi’.

Keduanya pun menghadap Rasulullah Saw dan beliau mempersilakan keduanya bergulat. Samurah menang sehingga keduanya diizinkan untuk mengikuti kafilah jihad menuju Uhud.

Sobat, dari sini kita bisa belajar bagaimana sahabat Rasulullah menghabiskan masa remajanya. Sebagai remaja pada umumnya mereka mempunyai darah dan jiwa yang bergelora, akan tetapi, rasa dan cinta para remaja kala itu di antaranya direfleksikan dalam bentuk perjuangan untuk membela Islam di perang Uhud.

Bukan Hanya Momen Romantisme Pada Lawan Jenis

Perang Uhud
Sumber: Karyahusein.com

Oleh karenanya, masa remaja jangan hanya dimaknai sebagai momen romantis terhadap lawan jenis, lebih dari itu harus dimaknai sebagai momen perjuangan untuk pengembangan diri, pengabdian kepada orang tua dan menorehkan prestasi.

BACA JUGA: 7 Pemuda Islam yang Hebat dalam Sejarah

Faedah lain dari kisah di atas adalah tentang bakat dan spesialisasi. Larangan Rasulullah Saw awalnya berlaku untuk semua remaja, akan tetapi Rasulullah memberi pengecualian kepada Rafi’ dan Samurah karena keduanya sekalipun masih berumur belia, tetapi mempunyai spesialisasi yang bisa diandalkan dalam perang Uhud.

Tidak harus menunggu tua untuk mendalami skill tertentu, justru di waktu muda seperti sekarang lah waktu yang tepat untuk mengasahnya. Hobi apa pun yang sedang digeluti oleh Sobat sekalian, baiknya hobi yang bisa memberi manfaat kepada banyak orang sekaligus bisa menjadi alternatif baru dalam dakwah Islam. Jadi bagaimana, mau jadi ‘pegulat’ atau ‘pemanah’? [Terbit di Majalah Smarteen Edisi Januari 2017]

About Ibnu Majah

Check Also

Merayakan Kemerdekaan ke-79 ala Generasi Muda

Smarteen – Tujuh puluh sembilan tahun telah berlalu sejak Bapak Proklamator, Ir. Soekarno, membacakan naskah Proklamasi …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *