Muthia: Sering Ikut Exchange, Kini S2 di Luar Negeri

smarteen – Berawal dari sering mengikuti kegiatan exchange, seperti pertukaran pelajar, pertukaran pemuda, serta pertukaran budaya, membuat Muthia Fadhila Khairunnisa semakin semangat memperjuangkan mimpinya untuk bisa study abroad (studi di luar negeri).

“Jadi aku memang sudah tertarik untuk ikut kegiatan-kegiatan exchange sejak SMA,” ujar Thia, sapaan akrab Muthia Fadhila Khairunnisa. Melalui pengalaman-pengalaman baru yang didapatkannya selama kegiatan pertukaran, ia menjadi tertarik untuk mencoba study abroad yang memiliki jangka waktu lebih lama dibandingkan exchange yang hanya satu sampai dua minggu.

S2 dan Beasiswa LPDP ke New York University

Dalam wawancaranya dengan Teen Journalist, Thia menyampaikan bahwa sebenarnya ia sempat mendaftarkan diri untuk studi S1 ke luar negeri. Namun, karena kurangnya persiapan untuk apply beasiswa, mimpinya untuk study abroad mau tidak mau harus tertunda.

“Tapi alhamdulillah-nya, aku dapat kesempatan ikut program IISMA (Indonesian International Student Mobility Award) untuk pertukaran pelajar selama satu semester di Newcastle University, dan dari situlah aku semakin yakin untuk belajar ke luar negeri karena sekarang aku udah punya basic-nya,” tambah Thia.

Belajar dari kurangnya persiapan saat mendaftar beasiswa S1, Thia menyampaikan bahwa saat ini dirinya merasa lebih well prepared untuk mendaftar S2. Hal itu karena ia telah mengetahui hal-hal apa saja yang diperlukan dan memang sesuai kemampuannya.

“Jadi sebetulnya kalau untuk mendaftar beasiswa LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan) ada dua cara, lewat jalur LoA (Letter of Acceptance) sebagai bukti penerimaan dari kampus yang dituju, atau jalur non-LoA,” jelas Thia.

Ia mengungkapkan bahwa baginya lebih mudah untuk mendaftar universitas dan mendapatkan LoA terlebih dahulu  baru mendaftar LPDP, yang mana bisa menjadi poin plus karena ia dapat melewati satu tahapan administrasi LPDP, yaitu tes Bakat Skolastik.

“Jadi kalau semisal lolos ke tahap selanjutnya, tinggal langsung wawancara saja,” imbuh Thia.

Terdengar mudah, tetapi bukan berarti Thia tidak melewati kesulitan dalam perjalanannya menuju S2. Lulusan S1 Kesejahteraan Sosial, Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung ini menceritakan perjuangannya untuk tetap menyediakan waktu di sela-sela kesibukannya sebagai pekerja full time demi mempersiapkan program S2-nya.

“Yang aku lakukan adalah, aku atur schedule, di mana setiap hari setelah kerja itu, pokoknya lepas jam 8 malam, aku sudah tidak boleh memegang kerjaan sama sekali. Aku harus mulai fokus di persiapan S2 lagi, dan begitu terus selama beberapa bulan,” kata Thia melengkapi.

Selain itu, ada juga masa di mana ia merasa ragu dengan pilihannya, karena ia baru bekerja full time selama satu tahun. Awalnya, setelah lulus S1, Thia ingin langsung apply S2. Namun seiring berjalannya waktu, ia semakin menyukai kegiatan pekerjaannya dan merasa masih butuh banyak belajar dulu dalam pekerjaannya sebelum mengambil S2. Untungnya, hal tersebut tidak menggoyahkan niat Thia untuk melanjutkan S2 di luar negeri.

“Setelah aku baca ulang apa yang aku tulis di esai untuk application letter ke universitas dan ke LPDP-nya juga, dari situ rasa untuk kembali belajarnya itu tumbuh lagi, dan aku jadi yakin kembali sama tujuan utama aku,” ujar Thia mengakhiri ceritanya.

Pada 2024 ini, Thia akan melanjutkan S2 di New York University, Amerika Serikat, dengan mengambil keilmuan Master of Arts and Individualized Study karena dapat mendukung apa yang menjadi cita-cita dan tujuan Thia ke depannya. Mari kita doakan studi Thia di New York berjalan lancar ya, Sobat! <>

 

Penulis: TEEN JOURNALIST

Nadyne Valiqa Myshanti

MAS Sirojul Athfal Bogor

About Eni Widiastuti

Check Also

Aghniya Adz-Dzikri: Lulusan Terbaik Angkatan 13 SMK ITSI

Smarteen – Aghniya Adz-Dzikri, atau yang akrab disapa Nia, merupakan penerima beasiswa di SMK IT …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *