smarteen – Sejak dua tahun lalu, Muhammad Satria Alfarizky berkomitmen untuk menyisihkan sebagian uang sakunya setiap hari. Sedikit demi sedikit, uang tersebut dikumpulkan agar ia bisa membeli kambing untuk berkurban. Tahun lalu, keinginan tersebut belum dapat diwujudkan. Uang yang ia kumpulkan belum cukup untuk membeli seekor kambing.
Namun demikian, pelajar kelas IX di salah satu SMP di Semarang tersebut tak patah semangat. Ia tetap melanjutkan kebiasaan baiknya untuk menabung dengan tujuan yang sama; agar bisa berkurban.
Akhirnya, niat baik tersebut diijabah Allah. Tahun ini, insyaallah Satria bisa berkurban dengan uang tabungannya sendiri.
“Tahun lalu itu sebenarnya mau ditambahin sama ayah biar bisa berkurban, tapi aku nggak mau. Sejak awal aku memang pengin berkurban pakai uangku sendiri, meskipun uangku ini asalnya juga dari pemberian orang tua, tapi setidaknya aku ada usaha buat menabung sedikit demi sedikit,” terang Satria, Sabtu (27/4/2024).
Bagi pemuda 15 tahun tersebut, keinginan berkurban secara mandiri sudah mulai muncul sejak dirinya masih SD. Dulu, cerita Satria, setiap Iduladha tiba, semua siswa-siswi di sekolahnya akan dimintai iuran seikhlasnya untuk membeli hewan kurban dan disembelih di sekolah.
“Setelah itu, sebagian dagingnya dimasak buat dimakan bersama, dan ada juga yang dibagikan,” ungkap Satria.
Sejak itulah ia mulai ingin berkurban sendiri, karena menurut ayahnya, hal yang dilakukan di sekolah itu sejatinya tidak termasuk ibadah kurban, tetapi sedekah. “Kalau kurban kan satu kambing atas nama satu orang, atau kalau sapi bisa atas nama tujuh orang,” ujar Satria, mengingat penjelasan dari sang ayah.
Setelah lulus SD, ia pun mencoba mewujudkan keinginannya untuk berkurban dengan menyisihkan uang saku. Sampai akhirnya, tahun ini keinginan tersebut insyaallah akan tercapai. “Alhamdulillah, rasanya senang. Semoga nanti lancar,” harap Satria.
Cara Berkurban untuk Pelajar
Sobat, bulan ini insyaallah kita akan kembali berjumpa dengan momen hari raya. Jika Syawal lalu kita bertemu Idulfitri, Zulhijah ini kita bertemu Iduladha. Selain identik dengan ibadah haji—karena tanggal 9 Zulhijah (sehari sebelum Iduladha) menjadi puncak ibadah haji dengan wukuf di Padang Arafah, Iduladha juga identik dengan kurban.
Allah berfirman, “Bagi setiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban) agar mereka menyebut nama Allah atas binatang ternak yang dianugerahkan-Nya kepada mereka. Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa. Maka, berserahdirilah kepada-Nya. Sampaikanlah (Nabi Muhammad) kabar gembira kepada orang-orang yang rendah hati lagi taat (kepada Allah).” [Q.S. Al-Hajj: 34]
Dikutip dari baznas.go.id, Imam Nawawi mengatakan bahwa hari menyembelih hewan kurban adalah saat Iduladha dan hari-hari Tasyrik yang berjumlah tiga hari setelah Iduladha.
Nah, mengingat kurban termasuk ‘ibadah finansial’—yaitu ibadah yang membutuhkan biaya, maka ketika ingin melaksanakannya, kita harus memiliki persiapan. Apalagi kalau status kita masih pelajar yang notabene belum memiliki penghasilan seperti orang-orang yang telah bekerja.
Dewi Komariyah, S.Pd., seorang guru di Pati, berpendapat bahwa untuk anak sekolah yang tidak berpenghasilan, apalagi orang tuanya juga pas-pasan, tak masalah jika tidak melaksanakan kurban—mengingat kurban sendiri hukumnya sunah muakadah (dianjurkan).
“Kecuali kalau pelajar itu memang punya keinginan berkurban dan setiap hari mendapat uang jajan dari orang tuanya, maka ia bisa menyisihkan uang jajan itu, ditambah uang THR dari Lebaran Idulfitri kemarin juga bisa, buat membeli hewan kurban,” ujarnya, Sabtu (4/5/2024).
Sementara itu, lanjut Dewi, untuk anak sekolah yang uang sakunya pas-pasan, mereka bisa berlatih kurban melalui program dari iuran membeli hewan kurban bersama teman-temannya. “Meski ini nanti jatuhnya bukan kurban, melainkan bersedekah, tapi ini bisa sebagai latihan buat anak sekolah,” terangnya.
Ia juga menambahkan bahwa hal terpenting dalam ibadah kurban adalah keikhlasan dari orang yang melaksanakannya. Oleh sebab itu, disamping berusaha mengumpulkan dana untuk kurban, kita juga harus menyiapkan niat yang tulus agar bisa ikhlas dalam berkurban.
“Keikhlasan itu dari hati masing-masing orang. Dengan berkurban ataupun bersedekah, insyaallah itu melatih kita untuk ikhlas,” pungkasnya. <Ibnu Majah>
Sumber foto: www.freepik.com