Tak Perlu Jadi Haters, Begini Cara Tepat Ungkapkan Kekesalan Pada Orang Lain

Smarteen.co.id — Sama seperti dunia nyata, dunia maya juga memiliki etika dan aturan mainnya. Sehingga orang tidak seenaknya berkomentar pedas atau menjadi haters. Kenapa? Karena ada dampak yang harus diterima jika dilanggar.

Begitulah petikan wawancara Smarteen dengan Bunda Ernawati, S.Psi, M.Psi, konselor di Biro Konseling dan Psikologi Terapan (BKPT) sekaligus dosen Jurusan Bimbingan Konseling Islam dan Psikologi Islam, Instutut Agama Islam Negeri (IAIN) Surakarta, beberapa waktu lalu. Ikuti, yuk!

Sebenarnya kenapa orang bisa menjadi haters, Bunda?

Haters artinya pembenci. Mereka suka memberi kritikan pedas. Tujuannya, menunjukkan aura benci kepada yang dikomentari.

Menurut saya, ada dua alasan kenapa mereka jadi haters; pertama kurang memiliki kegiatan yang positif. Kedua, ingin melampiaskan emosi yang sebenarnya hanya sesaat. Namun, mereka tak sadar efeknya akan timbul masalah baru. Lebih-lebih jika yang dikomentari orang yang dikenalnya.

BACA JUGA: Saatnya Kita Pensiun Jadi Haters

Menjadi haters sangat tidak disarankan karena hal tersebut menunjukkan sifat yang kurang bijak dan kurang dewasa. Para haters biasanya adalah mereka yang tidak berani ngomong langsung. Hal ini tentu menimbulkan bibit kebencian.

Medsos membuat haters semakin menjamur. Bagaimana menurut Bunda?

Para haters, biasanya orang yang tidak disukai oleh lingkungannya. Pada dasarnya, secara psikologis tiap orang memiliki emosi yang harus disalurkan. Namun, kebanyakan remaja kurang tahu caranya.

Kemudian ada medsos, dan jadilah mereka saling nyinyir dan menjadi haters. Bagi mereka, medsos adalah tempat untuk mengkritik tanpa takut adanya sanksi secara langsung.

Wajarkah haters zaman sekarang?

Saya rasa sudah tidak wajar. Mereka ngomong semau sendiri tanpa peduli dampak yang akan timbul. Dampak itu antara lain; pertama, bagi korban. Korban bisa jadi akan depresi. Kedua, bagi diri sendiri. Terbiasa menjadi haters membuat mereka terbiasa berkomentar negatif.

Hal ini tentu akan membentuk karakter mereka. Sehingga, saat di dunia nyata, mereka tidak akan memiliki kecerdasan sosial. Mereka pun cenderung akan dijauhi banyak orang karena tidak mau menjadi korbannya.

Bagaimana cara bijak mengungkapkan kekesalan kepada orang lain?

Milikilah diary, aplikasi di handphone untuk menulis yang tidak diketahui orang lain, atau blog pribadi. Intinya tempat yang tidak bisa dibaca oleh banyak orang yang mengenal kita. Luapkan apa pun dalam lembaran itu.

Manfaatnya; pertama, tidak berdampak bagi diri sendiri dan orang lain. Kedua, emosi kita sehat karena tersalurkan.

Selanjutnya jika ingin berkomentar, maka komentarlah yang santun, positif, dan membangun. Harapannya, orang yang dikomentari akan trenyuh saat membaca komentar positif kita. Ingat, apa yang kita tanam selama ini, itulah yang kelak akan kita petik.

BACA JUGA: Tiga Akhlak Bermedia Sosial yang Penting Banget, tapi Sering Dilupakan

Bila kita menanamkan kebencian pada orang lain, maka jangan salahkan orang lain kalau suatu saat kita dibenci. Bisa jadi juga, orang yang kita komentari nyinyir mendoakan kita dan suatu saat kita yang melakukannya balik. Who knows?

Bagaimana dengan fenomena haters dibawa ke ranah hukum?

Sebelumnya, ada seorang guru SMK menemui saya. Guru itu menyampaikan, dua muridnya (sebelumnya bersahabat baik) kini saling bermusuhan. Alasannya, kemungkinan karena saling menyukai lelaki yang sama.

Mereka saling nyinyir dan sindir lewat medsos. Sampai akhirnya, salah satu dari orang tua siswa ini tidak terima dan melaporkan ‘lawan’nya ke ranah hukum. Nah, hal ini sebagai pelajaran bagi kita bahwa menjadi haters bisa masuk ke ranah hukum. Kita harus sadar, dunia maya juga punya aturan dan etikanya.

Di dunia maya singa, di dunia nyata kucing. Bagaimana menurut Bunda?

Ya karena dia pribadi introvert, tertutup. Kenapa jadi singa di dunia maya? Karena dia tidak akan diserang langsung. Karena itu orang sekitarnya perlu membantu agar emosinya tidak terendapkan. Harapannya, dia tidak lari menjadi haters di dunia maya. Jadi, ayo berhenti jadi haters sekarang!

About admin

Check Also

Merayakan Kemerdekaan ke-79 ala Generasi Muda

Smarteen – Tujuh puluh sembilan tahun telah berlalu sejak Bapak Proklamator, Ir. Soekarno, membacakan naskah Proklamasi …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *