Assalâmu’alaikum Wr. Wb. Ustaz, apakah yang dimaksud dengan fitnah Dajjal? Lalu bagaimana agar kita terlindung dari fitnah tersebut? Terima kasih. Wassalâmu’alaikum Wr. Wb. 08132905xxxx
Diasuh oleh:
Ustaz Tri Bimo Soewarno, Lc., M.Si.
Ustaz dan Pengajar MAN 1 Surakarta
Smarteen.co.id — Wa’alaikumussalâm Wr. Wb. Sobat Smarteen yang dimuliakan Allah, beberapa ulama kontemporer menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan fitnah Dajjal adalah fitnah akhir zaman yang terkait dengan salah satu dari dua hal.
Pertama; fitnah yang berupa sistem/isme-isme baru yang merusak tatanan dunia, semisal; zionisme, materialisme, komunisme dan ideologi-ideologi lainnya yang mengumbar keserakahan, kesewenang-wenangan hingga pemarginalan nilai-nilai ketuhanan dan agama.
Kedua; fitnah yang dikaitkan dengan person (makhluk), di mana Dajjal akan benar-benar muncul dengan bentuk fisiknya. Fitnah Dajjal dalam lingkup pemaknaan kedua ini merupakan fitnah terbesar dalam perjalanan hidup manusia.
Inilah fitnah Dajjal yang sesungguhnya, di mana akan keluar figur manusia jahat yang menebar berbagai fitnah dan teror bagi umat manusia dan ia menstatuskan dirinya sebagai Tuhan.
Pada prinsipnya, fitnah Dajjal dalam bentuk makhluk jahat ini merupakan salah satu ujian Allah bagi kalangan mukminin di akhir masa umur dunia. Dalam berbagai riwayat, Dajjal digambarkan sebagai sosok yang mampu melakukan berbagai hal fantastic yang tak mungkin dilakukan manusia. Semua keinginan manusia mampu ia wujudkan.
Hal Irasional yang dapat dilakukan Dajjal
Manusia yang tak kokoh imannya, akan sangat mudah terpengaruh dengan fitnah Dajjal, dan akan menyimpulkan bahwa ia layak dipertuhankan. Di antara beberapa hal irasional yang dapat dilakukan Dajjal;
Pertama, mampu mematikan dan menghidupkan manusia. Kedua, mampu menempuh arah mana saja dengan sangat cepat, secepat angin berembus. Ketiga, mampu memunculkan berbagai benda berharga yang ada di dalam bumi.
BACA JUGA: Kehidupan Manusia di Akhirat; Bisakah Seseorang yang Telah Masuk Neraka Pindah ke Surga?
Keempat, mampu mengelabui pandangan manusia, hingga seakan-akan surga dan neraka, serta sungai-sungai yang penuh air membersamainya. Neraka Dajjal pada hakikatnya adalah surga, dan sebaliknya, surga Dajjal hakikatnya adalah neraka.
Kelima, mampu memerintahkan bumi untuk menumbuhkan tanamannya, dan langit menurunkan hujannya.
Inilah beberapa fitnah mengerikan Dajjal yang akan menyesatkan banyak manusia. Dajjal pada dasarnya merupakan makhluk Allah yang tak layak dipertuhankan, karena Dajjal sendiri memiliki banyak kekurangan. Mata sebelah kanannya buta, dan ia tak mampu menormalkan kebutaannya.
Tertulis di dahinya huruf kaf, fa’, ra (sebagai simbol kekafiran), ia juga tak kuasa menghapusnya. Dan pada akhirnya ia akan dibunuh oleh utusan Allah yang mulia, nabiullah ‘Isa As.
Cara Agar Selamat dari Fitnah Dajjal
Agar selamat dari fitnah dahsyat Dajjal, setiap mukmin dianjurkan melakukan hal-hal berikut;
Pertama, mengokohkan keimanan dengan terus berpegang teguh kepada ajaran Islam, serta meyakini bahwa Allah adalah Zat Yang Maha Segala-galanya, yang tak akan mungkin disaingi makhluk-Nya, termasuk Dajjal. Dajjal dengan berbagai fitnahnya amatlah lemah di hadapan Allah.
Kedua, menyeringkan bacaan awalan atau akhiran Surah al-Kahfi (10 awalan / 10 akhir), dan yang lebih baik adalah membaca Surah al-Kahfi sempurna serta menghafalnya. Waktu yang utama untuk membacanya adalah hari Jumat.
BACA JUGA: Kata Ustaz tentang Cara Menghindari Ghibah Menurut Islam
Ketiga, membaca berbagai doa ma’tsur agar terhindar dari fitnah Dajjal. Semisal doa yang dianjurkan dibaca pada tahiat akhir yang artinya;
“Ya Allah, aku meminta perlindungan pada-Mu dari siksa Jahannam, siksa kubur, fitnah hidup dan mati, dan dari kejelekan fitnah al-Masih ad-Dajjal.”
Keempat, menjauh dari Dajjal, dan menuju tempat-tempat yang tak akan mungkin disinggahi Dajjal semisal Mekah dan Madinah.
Semoga dengan segala bentuk ketaatan yang kita lakukan, Allah kokohkan keimanan kita, hingga kita terhindar dari fitnah Dajjal dan berbagai fitnah akhir zaman lainnya. Hasbunallâh wa ni’mal wakîl ni’mal maulâ wa ni’man nashîr. Wallâhu a’lam bis shawâb. []