Luqman Al-Hakim

Mengenal Luqman Al-Hakim, Sosok Ayah Hebat di Balik Nama Surah Luqman

Smarteen.co.id – Tidak banyak orang, selain nabi dan rasul, yang namanya diabadikan menjadi nama surah dalam Al-Qur’an. Hanya ada tiga, Imran bin Matsan (Surah Ali Imran), Luqman Al-Hakim (Surah Luqman), dan Maryam binti Imran (Surah Maryam).

Imran dan Maryam adalah sosok ayah dan anak perempuan, yang mana Maryam adalah ibunda dari Nabi Isa tanpa seorang ayah.

Kisah Imran dan keluarganya telah menjadi inspirasi bagi keluarga muslim dari waktu ke waktu, hal ini cukup menjawab pertanyaan mengapa kedua sosok tersebut namanya diabadikan menjadi nama surah Al-Qur’an.

Namun, siapa sebenarnya sosok Luqman Al-Hakim? Bagaimana namanya bisa menjadi nama salah satu surah dalam Al-Qur’an, bersanding dengan nama-nama ‘besar’ para nabi dan rasul, juga keluarga Imran? Mari kita ulas.

Ayah dengan Nasihat Mulia

Luqman Al-Hakim

Menurut berbagai sumber, Luqman Al-Hakim adalah sosok ayah termasyhur yang nasihat-nasihatnya bisa menjadi teladan umat dari masa ke masa.

Dalam Surah Luqman ayat 12, Allah menjelaskan bahwa Luqman diberi pengetahuan dan kebijaksanaan oleh Allah.

Nasihat Luqman pada anaknya dianggap sebagai salah satu bentuk akhlak mulia yang universal bagi umat manusia.

Sesungguhnya Kami telah berikan hikmah kepada Luqman, yaitu ‘Bersyukurlah kepada Allah. Barang siapa bersyukur (kepada Allah), sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri. Barang siapa yang tidak bersyukur, sesungguhnya Allah Mahakaya lagi Maha Terpuji.” [Q.S. Luqman (31): 12]

Para ulama berbeda pendapat mengenai latar belakang Luqman ini, apakah ia termasuk nabi atau bukan.

BACA JUGA: Manfaat Membaca Al-qur’an, Dapatkan Kebaikan dari Keutamaannya

Ibnu Katsir menjelaskan, mayoritas ulama berpendapat Luqman adalah hamba Allah yang saleh tanpa menerima kenabian.

Sementara itu, Jabir bin Abdullah mengidentifikasi, Luqman memiliki tubuh yang pendek dan hidungnya tidak mancung.

Sedangkan, Ibnu Jarir berpendapat Luqman seorang hamba sahaya yang berprofesi sebagai tukang kayu.

Dalam buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (2017) yang ditulis Feisal Ghozaly dan Achmad Buchori Ismail dijelaskan bahwa Luqman berbangsa Habsyi dari Sudan.

Ayahnya adalah Ba’ura bin Nahur bin Tareh yang nasabnya berkaitan dengan nasab Nabi Ibrahim. Dikisahkan juga bahwa usia Luqman adalah sekitar 1000 tahun.

Ia diangkat menjadi qadhi (hakim) yang bertugas untuk memutuskan perkara dan menengahi perselisihan orang di masa itu. Karena luas pengetahuannya, ia memiliki sejumlah murid, salah satunya adalah Nabi Daud As.

Di usia mudanya, Luqman sempat bekerja sebagai tukang kayu, tukang jahit, dan pernah menggembala domba. Selain itu, ia juga berasal dari keluarga miskin, sebagaimana dilansir dari NU Online.

Hamba Sahaya yang Dimerdekakan

Awalnya, Luqman Al-Hakim hanyalah seorang hamba sahaya atau budak di Sudan. Namun karena budi baiknya, majikan Luqman memerdekakannya.

BACA JUGA: Penjelasan Ilmiah Al-Qur’an tentang Terbentuknya Awan dan Hujan

Hal tersebut bermula dari sebuah peristiwa yang melibatkannya. Pada suatu hari, majikan Luqman menyuruhnya untuk menyembelih seekor kambing dan memintanya untuk mengeluarkan salah satu gumpalan daging yang paling baik dari kambing tersebut. Luqman pun mengeluarkan lidah dan hati dari tubuh kambing tersebut.

Kemudian, selang beberapa hari, sang majikan menyuruhnya kembali untuk melakukan hal yang sama dan memintanya untuk mengeluarkan gumpalan daging yang paling buruk dari kambing tersebut. Luqman kemudian memberikan lidah dan hati.

Dengan penuh keheranan, sang majikan menanyakan alasan Luqman melakukan hal itu. Luqman menjawab, “Kedua bagian itu adalah yang paling enak jika ia benar-benar baik. Ia menjadi paling tidak enak atau buruk, jika keduanya itu buruk.”

Luqman Al-Hakim, Sosok Ahli Hikmah

Setelah dimerdekakan, Luqman pun menikah dan memiliki banyak anak, tetapi semua anaknya meninggal.

Namun, musibah yang menimpanya itu ia terima dengan ikhlas karena Luqman meyakini bahwa semua itu adalah kehendak Allah.

Nasihat Luqman kepada anaknya adalah petuah bijak yang diabadikan Al-Qur’an, salah satunya adalah imbauan untuk tidak sombong dan angkuh berikut ini.

BACA JUGA: Apa Saja Hikmah Beriman kepada Hari Akhir yang Bisa Kita Raih? Ini Jawabannya

Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah Swt tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” [Q.S. Luqman (31): 18]

Luqman mengajarkan kepada anaknya untuk berbudi pekerti baik, tidak angkuh, tidak sombong, atau merasa hebat sendiri.

Sesuai nasihat Luqman, seorang muslim haruslah santun, menghargai orang lain, rendah hati, dan bertabiat mulia kepada sesamanya.

Siapa pun yang menyebut Luqman seorang ahli hikmah, itu karena di antara kata-kata bijak yang disampaikan Luqman adalah, “Diam itu hikmah, tapi hanya sedikit sekali pelakunya.” [Dari Berbagai Sumber]

About Ibnu Majah

Check Also

Merayakan Kemerdekaan ke-79 ala Generasi Muda

Smarteen – Tujuh puluh sembilan tahun telah berlalu sejak Bapak Proklamator, Ir. Soekarno, membacakan naskah Proklamasi …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *