sering mengeluh

Cara Atasi Kebiasaan Sering Mengeluh dalam Hati

sering mengeluh

Smarteen.co.id — Assalâmu’alaikum. Wr. Wb. Ustaz, bagaimana pandangan Islam terhadap orang yang sering mengeluh dan menyalahkan keadaan, tapi hanya disampaikan dalam hati?

Saya sering seperti itu. Kalau dapat cobaan/hal yang nggak menyenangkan, saya selalu mengumpat  dengan kata-kata kotor, tapi hanya dalam hati.

Bagaimana tanggapan Ustaz? Kalau misal salah, bagaimana sebaiknya saya bersikap? (08127478xxxx)

BACA JUGA: Cara Melunasi Utang yang Sudah Lama dan Mungkin Dilupakan  

Wa’alaikumussalâm. Wr. Wb. Setiap manusia tidak akan lepas dari cobaan hidup. Dalam menyikapi hal ini, sebagian mampu mengontrol diri dengan baik, dan sebagian lain berkeluh kesah.

Perlu kita garis bawahi bahwa “mengeluh” merupakan salah satu sifat negatif yang berpotensi muncul pada setiap individu manusia. Ia harus dikikis, hingga tak menjadi elemen yang dominan dalam diri.

Merupakan perkara yang sangat manusiawi jika seseorang “merasa berat” kala menghadapi satu cobaan, hingga akhirnya sering mengeluh.

Akan tetapi, jangan sampai rasa berat ini menghadirkan keluh kesah berkepanjangan yang justru akan mengotori hati dan memunculkan asumsi negatif kepada Allah, Dzat Yang Mahabijak dalam menetapkan putusan teruntuk hamba.

Setiap insan harus melakukan introspeksi diri, bahwa apa pun cobaan yang ia hadapi, pastilah nikmat yang Allah berikan kepadanya lebih besar daripada cobaan tersebut.

BACA JUGA: KESURUPAN: Penyebab dan Cara Mengatasinya

Nikmat Allah tak akan mungkin bisa dihitung. Mulai dari nikmat sehat, nikmat kenyamanan hidup damai dan sejahtera, hingga nikmat berislam dengan penuh keimanan.

Problemnya, kala seorang mendapatkan nikmat yang membuat diri nyaman, sering kali ia tidak merasa bahwa itu pemberian agung dari Allah.

Ia baru akan merasakan bahwa hal tersebut istimewa kala ia kehilangan nikmat itu. Bukankah banyak manusia yang awalnya merasa bahwa kesehatan bukanlah nikmat yang istimewa, dan kala mereka diuji dengan sakit barulah mereka sadar bahwa kesehatan adalah nikmat luar biasa yang sangat mahal dari Allah?

Wajar jika para ulama mengatakan, an-ni’amu lâ tu’rafu illâ bifuqdânihâ” (berbagai nikmat tidak akan diketahui—keistimewaaanya—kecuali kala nikmat-nikmat tersebut hilang).

Karenanya, yakinilah, bahwa nikmat yang Allah berikan kepada kita amat berlimpah. Hingga kita akan senantiasa mengambil hikmah atas berbagai ujian/cobaan yang kita hadapi.

Tradisi sering mengeluh walau dalam hati merupakan salah satu amradh qalbiyyah (penyakit hati) yang harus dihilangkan secara bertahap. Di antara beberapa obat penyakit hati yang ditawarkan syariat adalah;

Pertama; sabar

Dalam salah satu riwayat imam Muslim dijelaskan bahwa Rasulullah takjub dengan perkara setiap mukmin.

BACA JUGA: Siapa Sajakah yang Mahram dengan Kita? Cari Tahu, Yuk!

Semua perkara yang ia hadapi akan membuahkan kebaikan jika terpenuhi 2 syarat; sabar kala berhadapan dengan ujian, dan bersyukur kala mendapatkan nikmat. Semacam inilah sikap mukmin, antara sabar dan syukur.

Andaipun ada yang mengatakan bahwa sabar adalah perkara sulit, maka dapat dijawab bahwa sabar merupakan sifat positif yang bisa dilatih dan dibentuk.

Jika ada niatan baik dan tulus, maka seorang yang awalnya temperamental atau sering berkeluh kesah dapat menjadi pribadi penyabar.

BACA JUGA: Cara dan Doa Berlindung dari Fitnah Dajjal

Rasulullah bersabda, “innamal hilmu bit tahallum” (sesungguhnya kesabaran dan ketenangan didapatkan dengan melatih diri untuk sabar dan tenang).

Kedua; husnuzan kepada Allah

Berbaik sangka kepada Allah merupakan sikap yang dapat mengokohkan keimanan dan menjauhkan seseorang dari kebiasaan sering mengeluh atau berkeluh kesah.

Dengannya, ia akan memahami bahwa pada setiap cobaan yang ia hadapi pastilah terkandung hal positif.

Cobaan yang secara dzahir mungkin berat, bisa jadi akan menghapus dosanya, mengangkat derajatnya, atau mendatangkan kebaikan lainnya.

Kala perasaan husnuzan kepada Allah ini telah terpatri dalam dirinya, maka ia akan menikmati segala bentuk ujian yang Allah tetapkan.

Ketiga; dzikrullâh (mengingat Allah)

Kebaikan apa pun yang kita lakukan li wajhillâh (demi mengharap rida Allah) pada prinsipnya bisa dikategorikan sebagai dzikrullâh.

BACA JUGA: Sering Mengeluh, Apakah Membatakan Puasa?

Bahkan hubungan batin vertikal dengan Allah yang terajut baik juga merupakan salah satu jenis dzikrullâh yang sangat mujarab menghilangkan penyakit batin.

Allah berfirman,”…alâ bidzikrillâhi tathmainnul qulûb…” (ingatlah, dengan mengingat Allah hati akan tenang) [Q.S. ar-Ra’du: 28]

Demikian Sobat, selamat mempraktikkan beberapa tips yang ditawarkan syariat di atas untuk mengikis kebiasan sering mengeluh atau berkeluh kesah, hingga akhirnya kebiasan tersebut tergantikan dengan tradisi yang lebih baik. Wallâhu a’lâ  wa a’lamu bis shawâb…

Diasuh oleh:
Ustaz Tri Bimo Soewarno, Lc., M.S.I.
Ustaz dan Pengajar MAN 1 Surakarta

About Ibnu Majah

Check Also

Walaupun Berguna, Terdapat Dampak Negatif Sosial Media yang Peru Diketahui!

Smarteen.co.id – Jarang yang tahu bahwa terdapat dampak negatif sosial media yang berpotensi menyerang penggunanya. …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *