Smarteen.co.id — Hai Sobat, kamu pasti pernah kan melihat suatu objek dengan mata telanjang, lalu ketika kamu abadikan dengan kamera, tampilan objek tersebut tampak berbeda—antara saat dipandang langsung dan dalam hasil jepretan?
Yap, kamera—sehebat apa pun itu—memang tidak secanggih mata kita yang memiliki dynamic range luas sehingga bisa membedakan area gelap dan terang dengan kecepatan dan akurasi tinggi.
Misalnya, saat Sobat menikmati pemandangan sunset atau sunrise. Warna dan corak langit yang bervariasi akan terlihat indah dari mata. Namun, saat dijepret dengan kamera, hasilnya akan berbeda.
Mungkin tetap indah, tetapi tak seindah saat kita memandang dangan mata secara langsung. Kamera belum mampu merekam detail secara penuh layaknya mata.
BACA JUGA: 5 Komposisi Foto Simpel, tapi Keren. Wajib Dicoba!
Namun jangan khawatir, jika kamu ingin menangkap gambar objek berkontras tinggi antara gelap dan terang dengan baik, ada teknik HDR yang bisa kamu manfaatkan.
HDR atau High Dynamic Range adalah salah satu jenis komputasi fotografi yang dirancang untuk mengatasi batasan dynamic range dari kamera digital. Secara prinsip, HDR menggunakan beberapa foto dengan exposure berbeda, tetapi dengan jumlah foto yang lebih banyak dan proses layering yang terautomasi.
Umumnya HDR digunakan untuk pemotretan arsitektur. Salah satu triknya adalah menggunakan foto dengan selisih exposure yang tidak terlalu jauh. Lalu sebagai rule of thumb, gunakan 3-5 foto dengan jarak 1/3 sampai 1/2 stop saja.
Menggunakan tripod juga sangat disarankan untuk memastikan komposisi dan kemera tidak berubah. Hal ini karena kamera akan mengalami dua foto (terang dan gelap), kemudian foto itu akan digabungkan menjadi satu. Maka, hasil foto akhir memiliki detail paling lengkap.
Saat memotret HDR, pastikan juga mode yang digunakan adalah Aperture Priority atau manual sehingga ruang tajam tidak berbeda. Atur warna White Balance, serta tentukan sumber cahaya, misal Daylight atau simbol matahari. []