Assalamualaikum dokter, kenapa ya saya kok sering kesemutan setiap duduk atau jongkok terlalu lama? Misalnya saat—maaf—BAB, pasti ketika mau berdiri kaki saya kesemutan sampai sulit digerakkan. Apakah ini berhubungan dengan penyakit tertentu? Bagaimana mengatasinya? [Lukman, Bekasi]
Diasuh oleh:
Tim Dokter Klinik Rawat Inap SOLOPEDULI
Smarteen.co.id — Wa’alaikumsalam Wr. Wb., Sobat Lukman. Kesemutan (paresthesia) merupakan hal yang sering terjadi. Biasanya kesemutan kita rasakan di daerah tangan dan kaki.
Kesemutan yang umum ini sering terjadi jika kita berada dalam posisi tidak nyaman, di mana posisi tersebut memungkinkan adanya penekanan saraf dalam waktu relatif lama.
Paresthesia menurut definisi medis adalah sensasi seperti digelitik (tingling), ditusuk-tusuk (pricking), dan kadang disertai rasa kebas (numbness). Paresthesia terjadi bila transport axon (bagian dalam serabut saraf) terganggu, sehingga nutrisi dari saraf pun ikut terganggu.
Paresthesia adalah sensasi terbakar atau tusukan, paling umum ketika ada tekanan yang berkelanjutan pada saraf dan dialami sebagai paresthesia sementara, misalnya saat individu duduk dengan kaki bersilang terlalu lama atau jongkok untuk BAB terlalu lama; sensasi tersebut berangsur mereda begitu tekanan dilepaskan.
Kapan kesemutan menjadi hal serius? Umumnya kesemutan hanya bersifat sementara; jadi bila kesemutan tersebut gejalanya menetap bahkan sampai menganggu aktivitas, apalagi disertai gejala saraf lain seperti lemas pada anggota tubuh, gangguan buang air besar, bicara pelo, pandangan dobel, dll, maka kesemutan bisa jadi merupakan masalah saraf serius.
Paresthesia kronis atau kesemutan yang sifatnya terus menerus dapat menjadi ciri kerusakan saraf traumatis atau adanya penyakit neurologis, seperti masalah gangguan otak atau peredaran darah (serebrovaskular) seperti stroke dan TIA, sklerosis multipel, penyakit jaringan ikat, dll.
BACA JUGA: Mudah Capek Saat Beraktivitas, Apakah Saya Lemah Jantung?
Penanganan penyakit saraf yang menyebabkan kesemutan tersebut berbeda-beda, bergantung penyakit yang menyebabkan. Pada dasarnya, penanganan awal dilakukan dengan obat (medikasi) dan fisioterapi serta tindakan pencegahan agar penyakit tidak berulang atau bertambah parah, bila perlu dilakukan tindakan pembedahan.
Oleh karena itu, Sobat harus dapat mengenali apakah kesemutan yang dialami bersifat terus menerus dan progresif atau hilang timbul seiring adanya penekanan. Dari kemunculannya, inilah yang dapat membedakan apakah kesemutan yang Sobat alami adalah wajar atau membutuhkan penanganan serius. []