Oleh:
Ustaz Amin Rois, Lc.
Alumni Jurusan Tafsir dan Ulumul Qur’an, Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir.
Smarteen.co.id — Tambah ilmu, tetapi tidak tambah taat. Dengan adanya era keterbukaan informasi seperti sekarang, ada beberapa hal positif yang harus kita manfaatkan, tetapi juga ada hal negatif yang harus kita jauhi.
Di era digitalisasi informasi, mencari ilmu semakin mudah, tanpa harus berpindah tempat dan tanpa memboyong tumpukan buku yang tebal. Namun sayang, kemudahan mencari ilmu tidak diimbangi dengan ketaatan.
Ketika dengan mudah kita membanding-bandingkan pendapat imam mazhab dan mengadu domba pendapat ulama, maka yang tersisa dalam diri kita adalah sikap nihilisme, menihilkan perintah dan larangan Tuhan, tidak menganggap penting amar ma’ruf dan nahi mungkar. Akhirnya kita malas untuk berbuat kebaikan.
Tambah ilmu, tetapi tidak tambah iman. Karena ilmu bagi orang tersebut hanya sebagai koleksi informasi. Walaupun orang tersebut banyak membaca artikel, broadcast WhatsApp dan meme-meme di lini masa media sosial, tetapi tidak lantas menjadikan orang tersebut bertambah imannya.
BACA JUGA: Benarkah Ilmu Itu Bersifat ‘tidak Fair’ kepada Pencarinya?
Pengetahuan kognitifnya banyak, selalu nyambung dengan pembicaraan lintas tema, tetapi tidak menambah tingkat keyakinannya kepada agama. Orang seperti di atas aktif menghadiri tongkrongan dalam dunia maya, tetapi tidak ditemukan dalam majelis-majelis ilmu di dunia nyata.
Adakah kita termasuk kategori seperti di atas? Di mana dengan banyaknya koleksi ilmu justru malah mengikis loyalitas dan kepercayaan kita kepada agama. Semakin bertambahnya informasi, tetapi justru membuat bias dalam memandang halal dan haram. Bahkan akhirnya kita mudah untuk saling menyalahkan siapa yang berbeda pandangan.
Dalam Surah Fathir ayat 28, hakikat ilmu yang dikehendaki adalah yang membuat kita lebih takut kepada Allah. Bila semakin bertambah ilmu, tetapi tidak menambah ketaatan dan keimanan, maka yang demikian itu bukan sejatinya ilmu.
Karenanya, di era carut marut informasi seperti ini maka jangan kita berhenti pada tulisan-tulisan di dunia maya, mari kita hadiri majelis-majelis ilmu di dunia nyata, bertemu dengan ulama dan saudara. []