Nabilah, Atlet Renang Raih Beasiswa Kuliah di Kanada

Yogyakarta – Dalam hidup ini, setiap orang pasti pernah mengalami masa ‘pasang-surut’. Demikian halnya dengan Nabilah Marwa Khairunnisa Umarella. Atlet renang indah asal Yogyakarta ini mengaku mengalami fase hidup yang berat saat memasuki masa pubertas. Saat itu, Lala—demikian ia biasa disapa—sebagaimana remaja pada umumnya, mengalami perubahan fisik yang cukup memengaruhi dirinya.

Oleh sebab itu, perempuan kelahiran 2004 tersebut banyak berkonsultasi dengan psikolog. Menurutnya, dengan hal itu ia bisa lebih memahami cara mengontrol emosi dan mengatur perasaannya terhadap hal-hal yang tak bisa diubah.

Berkat itu pula, Lala memutuskan untuk menjadi sport psychologist (psikolog olahraga). Ia ingin membantu para atlet mencapai potensi terbaiknya.

Tak tanggung-tanggung, hal tersebut Lala wujudkan dengan menempuh pendidikan di luar negeri. Saat ini, ia tercatat sebagai mahasiswi jurusan Psikologi di The University of British Columbia (UBC) Kanada dengan beasiswa penuh.

Di sana, selain disibukkan dengan aktivitas kuliah, Lala juga aktif sebagai atlet (student athlete). Ia tergabung dalam tim renang indah di kampusnya. For your information, tim renang indah UBC adalah salah satu tim terbaik di Kanada.

Semua ini Lala lakukan karena ia sangat menyukai olahraga renang. Sejak berusia 3 tahun, ia sudah diikutkan les renang oleh orang tuanya agar dapat mempertahankan diri saat berenang di laut. Kebetulan, ayah Lala berasal dari Maluku, dan memiliki rumah di dekat laut, sehingga Lala pun sering diajak berenang di pantai.

Saat berusia 8 tahun, secara kebetulan Lala melihat tim renang indah yang sedang berlatih. Ia pun tertarik dengan aktivitas yang memadukan tiga hal berbeda itu; renang, tarian, dan musik. Dari situlah, Lala membulatkan tekad untuk menekuni renang indah, dan orang tuanya pun memasukkannya ke dalam sebuah klub.

Beberapa bulan setelah memulai latihan, Lala pun mengikuti kompetisi renang indah pertamanya. Dari enam nomor yang diikuti, ia meraih tiga emas, dua perak, dan satu perunggu. Sejak saat itu, Lala terus menekuni renang indah dan berhasil meraih prestasi demi prestasi.

“Renang indah tuh have fun. Aku suka, jadi aku lakuin,” tutur Lala. Di samping itu, pemuda yang menempuh pendidikan SD hingga SMP secara homeschooling ini juga menekuni aktivitas lainnya, seperti balet, tari hip-hop, bermain gitar, les matematika dan bahasa Inggris, juga yang lainnya.

Di bangku SMA, Lala memutuskan untuk sekolah di SMA umum. Tentu di awal ia mengalami tantangan berat, karena ada banyak perbedaan antara homeschooling dan sekolah umum. Apalagi saat itu ia juga mengikuti kelas beasiswa persiapan untuk mempersiapkan diri kuliah di luar negeri.

Bagi Lala, kuliah di luar negeri adalah impian sejak lama. Hal tersebut muncul setelah ia terinspirasi oleh beberapa orang terdekatnya. Salah satunya dari sang ibunda. Dulu, ibu Lala pernah mengikuti study exchange ke New Zealand, dan ia sering menceritakan keseruannya selama di sana pada Lala.

Selain dari ibu, Lala juga terinspirasi oleh salah satu pelatihnya yang berasal dari luar negeri. Sang pelatih juga sering menceritakan berbagai keseruan kuliah di luar negeri sekaligus menjadi atlet renang.

“Indonesia itu comfort zone aku, dan kalau terlalu nyaman di comfort zone itu nantinya akan ga baik,” ujar Lala. Karena itulah, ia ingin mencoba tantangan kuliah di luar negeri.

Untuk mewujudkannya, Lala mengikuti seleksi Beasiswa Indonesia Maju. Ia bersaing dengan 1500-an pelajar yang mayoritas adalah siswa-siswi langganan Olimpiane Sains Nasional (OSN). Melihat latar belakang kompetitor yang tidak sembarangan itu, awalnya sulung dari tiga bersaudara ini sempat insecure. Namun, Lala tetap mengusahakan yang terbaik. Salah satunya dengan menunjukkan hasil prestasi sebagai peraih medali perak dalam Pekan Olahraga Nasional (PON) 2022.

Melalui perjuangan, usaha, dan doa, akhirnya Lala berhasil menjadi awardee beasiswa Indonesia Maju. Seluruh biaya kuliahnya di luar negeri, seperti biaya tiket pesawat, tempat tinggal, dan lainnya, semua ditanggung beasiswa.

Ke depan, ada banyak harapan yang ingin dicapai Lala. Selain tetap menjadi atlet dan psikolog olahraga, ia juga ingin menjadi pelatih renang indah. Tahun 2021 lalu, ia pernah mendapat pengalaman sebagai pelatih menggantikan pelatihnya yang sedang sakit. Saat itu, Lala mendampingi 3 atlet untuk berkompetisi di Jakarta, dan hasilnya mereka pulang dengan medali perak dan perunggu.

“Mungkin ga mudah prosesnya, dan pastinya ga akan mudah. Tapi saat kita mau bertahan, saat kita mau tawakal, insyaallah pasti Allah bantu,” pungkasnya. <>

Penulis: TEEN JOURNALIST, Andi Padmashika Auryn, Homeschooling (SMP), Gunungkidul

 

 

 

About Eni Widiastuti

Check Also

Saat Terpisah dari Orang Tua, Anak harus Bagaimana?

smarteen – Bapak dan ibu, ayah dan bunda, abi dan umi, papa dan mama merupakan kedua …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *