Smarteen.co.id — Tidak hanya digunakan oleh para pegiat pecinta alam, kini baju flanel juga semakin banyak digunakan oleh anak muda untuk jalan-jalan bahkan nongkrong.
Di pusat-pusat perbelanjaan kamu pasti sudah tidak asing dengan baju yang biasanya identik dengan motif kotak-kotak dan berbahan agak berserabut halus. Ya, baju inilah yang masih menjadi trend anak muda sekarang. Baju itu adalah baju flanel.
Sebenarnya baju flanel ini sudah ada sejak zaman dahulu. Bisa dikatakan flanel itu style abadi, tak lekang oleh zaman. Kenapa begitu? Karena menurut sejarah, mengutip dari kemejaflanel.com, flanel ditemukan pada awal abad ke-16 di Wales, dengan sebutan flannelette.
Pada saat itu para petani memakai pakaian hangat yang agak tebal untuk melindungi diri mereka dari cuaca dingin dan rerantingan pohon.
BACA JUGA: Ransel Vintage dan Futuristik, Kamu Lebih Pilih yang Mana?
Di Prancis, istilah flanelle dipakai di akhir abad ke-17. Dan pada awal abad ke-18, di Jerman menyebutnya flanell. Dalam bahasa Inggris ditulis flannel. Kata flanel berasal dari bahasa Wales, yaitu gwlanen, yang artinya “bahan wol”.
Asal Usul Flanel
Awalnya flanel diproduksi secara tradisional dan rumahan. Cara produksinya saat itu masih sangat sederhana, yakni menggunakan benang wol dan pada saat proses finishing bahan tersebut digaruk.
Ketika abad ke-18, bersamaan dengan adanya Revolusi Industri, terjadi perubahan besar-besaran. Saat itu flanel mulai diproduksi secara massal melalui pabrik-pabrik.
Mengikuti perkembangan zaman, dan mempertimbangkan biaya bahan baku yang tinggi, bahan wol lambat laun mulai digantikan dengan serat kapas (cotton), campuran sutra, dan serat sintetis.
Pada tahun 1889, seorang asal Michigan, Amerika Serikat, yaitu Hamilton Carhatt (1855-1937) mendirikan perusahaan yang dinamakan Carhatt. Carhatt mengklaim sebagai yang pertama kali menemukan kemeja berbahan flanel, termasuk motif kotak-kotak yang terinspirasi dari Kilt, pakaian tradisional Skotlandia.
Di abad yang sama, flanel masuk ke Amerika Utara. Flanel dengan motif kotak-kotak diidentikkan dengan para pekerja kasar, pekerja lapangan, terutama petani, penggembala, pekerja tambang, penebang pohon, dan mereka yang bekerja di luar ruangan.
Daya tahan dari bahan flanel, kemudahannya untuk dicuci, dan juga kehangatannya, memungkinkan mereka bebas bergerak dan bekerja dalam jangka waktu yang lama di dalam suhu yang dingin. Sejak saat itu, para penebang pohon identik dengan kemeja flanel dan sepasang sepatu boots.
Pada saat Perang Dunia I pecah di tahun 1914, flanel digunakan sebagai seragam dan selimut di medan pertempuran. Dan juga digunakan sebagai bahan alternatif pengganti perban di rumah sakit.
Di awal 1990-an, group band asal Seattle, Nirvana (yang dimotori oleh Kurt Cobain) dan Pearl Jam memopulerkan kembali kemeja flanel dengan motif kotak-kotak. Masa keemasan grunge saat itu ditandai dengan perubahan pola berpakaian di kalangan anak-anak muda.
Tidak ada lagi jaket kulit yang sempat berjaya oleh kalangan glam rock. Trend beralih, mereka beramai-ramai mengenakan kombinasi kemeja flanel, jeans, dan sepatu boots juga sneakers.
Motif dalam Flanel
Mungkin selama ini kita mengenal motif baju flanel hanya kotak-kotak, tetapi sebenarnya kotak-kotak itu adalah salah satu motif flanel. Apa saja motifnya? Dilansir dari hai-online.com, ada 4 macam motif.
Pertama, basic flannel. Baju ini menggunakan motif kotak-kotak seperti kebanyakan baju flanel yang kita temui di toko-toko. Kotak-kotak juga dikenal dengan tartan, yang merupakan pola dari Skotlandia.
BACA JUGA: Plisket Antiribet
Kedua, tribal pattern. Motif tribal identik dengan motif kesukuan dengan bermacam gambar seperti rusa, pepohonan, dan yang sejenisnya.
Ketiga, floral pattern. Salah satu tokoh yang menggunakan flanel dengan motif floral atau bunga adalah Kurt Cobain pada tahun 1993.Keempat, striped pattern.
Motif garis/striped awalnya muncul pada bahan kaos yang dibuat pada 1858 sebagai bagian dari Undang-Undang Prancis yang bernama The Navy and White Striped bagian dari pakaian angkatan laut dan putih Prancis di Brittany. []