Smarteen.co.id — Pernah nggak sih, kita menanyakan hal ini ke diri sendiri, “When was the last time you did something for the first time?”
Sebagai introver, aku sering disalahpahami sebagai orang yang kurang bisa bersosialisasi dan pendiam. Setengah benar setengah salah, sih. Benar karena di lingkaran pertemananku tidak banyak yang bisa diajak ngobrol positif. Kebanyakan mereka lebih suka percakapan ringan, ketawa-ketawa, dan nggak ada maknanya.
Hal itu yang membuatku sering memilih kembali ke ruang sendiri. Di sisi lain, sewaktu bersama orang-orang tertentu, aku bisa bicara banyak sebab percakapan kami berisi.
Terinspirasi Gita Savitri Devi, aku terpikir untuk mencoba lebih terbuka dengan orang baru agar menghilangkan kebosanan dalam lingkungan pertemanan yang begitu-begitu saja. Pertengahan Agustus lalu, aku mengikuti kegiatan yang digelar Perhimpunan Pelajar Indonesia di Turki (PPI Turki), PPI Turki Improvement Program di Jakarta.
Kegiatan yang berbentuk mini seminar, forum diskusi, dan tur kantor ini diselenggarakan asosiasi pelajar Indonesia di Turki. Selama dua hari kami mengunjungi empat lokasi, yaitu Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Global Peace Foundation, Sekretariat ASEAN, dan NET Mediatama Televisi.
Yang spesial adalah, untuk pertama kalinya aku keluar kota sendirian. Literally sendiri tanpa keluarga, teman, ataupun guru pendamping. Momen ini lagi-lagi mengantarkanku menjadi seorang first timer.
Iya, aku si introver yang kadang bingung berkomunikasi dengan orang baru, sering merasa tidak nyaman dengan lingkungan baru, justru ikut kegiatan yang benar-benar baru selama tujuh belas tahun aku hidup.
Gimana rasanya? Benar-benar di luar ekspektasi. Orang-orang yang aku temui ini keren-keren karena mereka punya banyak kontribusi dan awareness besar terhadap lingkungan sekitar.
BACA JUGA: KISAH NYATA: Divonis Endometriosis, Aku Berusaha Tetap Mensyukuri Ujian Ini
Mereka yang open-minded dan positif membuatku sadar dan makin termotivasi untuk terus mengeksplor dunia ini. Jauh berbeda ketika sebelumnya ikut kegiatan dengan orang baru, tapi tidak membekaskan apa pun.
Terlepas dari pengalaman si introver yang akhirnya merasa nyaman dengan lingkungan baru yang positif, di momen ini aku banyak mendapat pelajaran di perjalanan. Pelajaran yang rasanya nggak akan didapat kalau hanya berkutat di rutinitas sehari-hari.
Contohnya waktu perjalanan pulang. Jakarta-Solo yang bisa ditempuh dalam 12 jam, justru ditempuh selama 24 jam. Kenapa? Busnya mogok dan bus penggantinya baru datang lima jam kemudian.
Selama lima jam itu para penumpang cuma bisa duduk di trotoar yang sepi karena sudah malam dan banyak nyamuk. Ketika penumpang lain mengeluh dan ribut protes sana-sini, aku hanya bisa mengeluh dalam hati karena posisiku pergi sendirian, juga menyabarkan diri, dan berdoa agar busnya segera datang.
Di tengah kecemasan, aku melihat seorang bapak—yang juga penumpang—salat malam beralaskan jaket yang dia hamparkan di rerumputan dekat trotoar.
Rangkaian kegiatan dan perjalanan tadi benar-benar membawaku pada kesadaran ‘di sekolah mungkin aku udah keren. Tapi di luar, aku bukan siapa-siapa.’ Benar-benar membuatku merasa harus belajar lebih banyak. Dengan menantang diri sendiri menjadi first timer, kita akan menaikkan potensi diri.
Menjadi pribadi baru yang tidak sombong, ingin terus belajar, dan tidak takut tantangan. Apa yang aku rasakan persis seperti yang dikatakan Prof. Rhenald Kasali, “Kalian harus berani nyasar biar belajar.” Berani nyasar juga berarti berani melakukan hal baru.
BACA JUGA: KISAH NYATA: Tak Mudah Cari Sahabat, Maka Peganglah Erat Sahabat Surgamu
Tidak perlu takut menjadi first timer. Jangan pernah takut salah. Setiap orang punya kesempatan untuk menantang dirinya menjadi pribadi baru yang lebih baik.
Tidak perlu khawatir melihat kanan-kirimu sudah bisa dan tahu banyak hal. Tidak ada yang tahu apa yang sebenarnya mereka belum dan telah lakukan. We are all first timer. Kita semua adalah pemula.
If you don’t have any resolution yet, mungkin menjadi seorang first timer bisa menjadi resolusi tahun depan. []
Oleh:
Nadhira Angkasa
SMAIT Nur Hidayah Sukoharjo