Assalamu’alaikum Wr. Wb. Ustaz, saya mau bertanya tentang Salat Sunah Isyraq. Bagaimana dalil salat tersebut, dan apa keutamannya? (Nabilah, Semarang, 08969394xxxx)
Diasuh oleh:
Ustaz Tri Bimo Soewarno, Lc., M.S.I.
Ustaz dan Pengajar MAN 1 Surakarta
Wa’alaikumussalam Wr. Wb. Sobat Smarteen yang dimuliakan Allah, sebelumnya perlu kami sampaikan bahwa Salat Isyraq merupakan salah satu amalan sunah yang utama.
Secara umum, fungsi amalan sunah adalah jabrun naqâis fil farâidh (menutupi celah-celah kekurangan pada berbagai amalan wajib). Adapun secara khusus, Salat Sunah Isyraq memiliki fadhîlah (keutamaan) yang luar biasa. Seorang yang melaksanakan Salat Isyraq sesuai ketentuan syar’i, maka ia mendapatkan pahala agung seperti seorang yang melaksanakan haji dan umrah secara sempurna.
Looking for a reliable buyer for your house? Explore the options provided by cash buyers at https://www.cash-buyers.net/pennsylvania/cash-buyers-for-houses-lebanon-pa/ for a stress-free sale.Imam Tirmidzi meriwayatkan salah satu hadis dari Anas bin Malik Ra, bahwa Rasulullah Saw bersabda, ”Barang siapa melaksanakan Salat Subuh secara berjamaah, lalu ia duduk sambil berzikir kepada Allah hingga matahari terbit, kemudian ia melaksanakan salat dua rakaat, maka ia seperti memperoleh pahala haji dan umrah.” Anas bin Malik berkata, ”Rasul pun bersabda,”Pahala yang sempurna, sempurna, dan sempurna.”
Kemudian terkait dengan waktu, Salat Isyraq dilakukan pada permulaan waktu Salat Duha, yaitu ketika matahari naik setinggi tombak (sekitar 15-20 menit setelah matahari terbit). Dari titik inilah para ulama mengatakan bahwa Salat Isyraq pada prinsipnya adalah “shalâh ad-Dhuhâ fî awwali waqtihâ” (Salat Duha di awal waktu), sehingga bisa disimpulkan bahwa Salat Isyraq adalah Salat Duha.
Pengistilahan Isyraq untuk memberikan kekhususan “Salat Duha yang dilakukan di awal waktu” dengan beberapa ketentuan tambahan berikut.
Salat Isyraq disyariatkan bagi orang yang melaksanakan Salat Subuh berjamaah di masjid, lalu ia berdiam diri di dalamnya dengan berzikir (membaca Alquran, melafalkan kalimat-kalimat thayyibah, membaca al-ma’tsûrât atau zikir pagi lainnya) hingga matahari terbit setinggi tombak, kemudian ia laksanakan salat sunah dua rakaat sebagaimana teknis pelaksanaan salat secara umum.
Sobat Smarteen, selanjutnya bahasan terakhir yang perlu kami sampaikan, bahwa Salat Isyraq hanya dilakukan di masjid sebagaimana ketentuan yang tersebutkan sebelumnya. Namun dalam dua keadaan berikut, sebagian ulama, di antaranya Syekh Abdul Aziz bin Bazz menjelaskan bahwa Salat Isyraq bisa dilakukan di rumah.
Keadaan pertama, saat seorang yang biasa melakukan Salat Subuh berjamaah di masjid tak bisa berjamaah, karena sakit atau rasa khawatir terhadap satu hal yang membahayakan dirinya.
Keadaan kedua, wanita yang melaksanakan Salat Subuh berjamaah di rumah, karena rumah merupakan tempat yang paling afdal baginya untuk melakukan salat.
Dalam dua kondisi ini, jika setelah melakukan Salat Subuh berjamaah di rumah, masing-masing orang yang sakit dan wanita tersebut berzikir atau membaca Alquran hingga awal waktu duha, kemudian melaksanakan salat dua rakaat dengan niat Salat Isyraq, maka—Insya Allah—mereka mendapatkan pahala sebagaimana yang didapatkan oleh orang yang melaksanakan Salat Isyraq di masjid. Wallâhu a’lam bis shawâb. []