Smarteen.co.id — Asalamualaikum, Hai sobat! Kamu tahu nggak apa arti ‘YOLO’? Menurut kamus Bahasa Inggris sih, YOLO itu akronim dari, You Only Live Once. Kamu cuma hidup sekali.
Bener sih artinya, kita memang hidup sekali. Namun, kenapa ungkapan ini seolah-olah moto yang mendorong kita untuk berbuat hal yang nggak bermanfaat? Padahal sudah jelas kan, disebutkan di hadis Arbain ke-12 Imam An-Nawawi, bahwa tanda baiknya Islam seseorang ialah meninggalkan perkara yang tak berguna baginya.
Apa hubungannya dengan YOLO? Kebanyakan orang menggunakan kata ini setelah melakukan hal keren yang nggak biasa. Seperti, suatu malam, Dimas diajak teman-teman geng motornya untuk ikut balapan motor.
Dimas awalnya bingung dan ingin menolak. Namun setelah kawannya bilang. “Lo harus inget Mas, YOLO. Kesempatan itu nggak dateng dua kali. Kenapa nggak dicoba?” Akhirnya, kata-kata itu mendorong Dimas untuk ikut dan melawan kegengsiannya.
Nah, kan. YOLO yang menjadikannya seperti itu. Kenapa kita nggak coba untuk lihat dari sisi kegunaan lain dari YOLO. Kita buka pintu ibroh di dalamnya. Artinya, kamu cuma hidup sekali. Kenapa kata ‘YOLO’ ini nggak kita gunakan untuk amar makruf nahi munkar aja, seperti ilustrasi berikut?
BACA JUGA: Tips Hidup Hemat Tanpa Menjadi ‘Perhitungan’
Pada jam istirahat, Rangga melihat ada salah satu temannya yang mengendap-endap masuk ruang guru. Rangga pikir temannya hanya ingin menemui gurunya untuk bertanya atau mengumpulkan tugas.
Namun, setelah melihatnya keluar dari ruang guru, dan temannya membawa selembar kertas yang ternyata isinya soal ujian UKK untuk pekan depan. Dia segera menepuk bahu temannya yang spontan berbalik badan dengan muka terkejut.
“YOLO man, siapa tahu besok kamu keburu meninggal dan amalan terakhirmu itu nyuri sontekan dari ruang guru. Mau bilang apa kamu di kubur nanti?”
Keren kan? Berdakwah dengan bahasa gaul yang disaring artinya. Daripada bilang YOLO untuk sesuatu yang bersifat hedonisme. Kenapa nggak dipakai untuk saling mengingatkan, kalau kita hidup di dunia cuma sekali dan siapa yang tahu, kapan itu kematian? Semoga bermanfaat. []
Oleh:
Arina Ilma Mufida,
SMA Sains Plus Baitul Qur’an Sragen